healing
published 01/09/2022 - 5 Min Read

Begini 4 Cara Healing Antigalau Menurut Al Qur’an

Istilah healing di kalangan generasi muda zaman sekarang sudah tak asing lagi. Istilah dari kata dalam bahasa Inggris tersebut berarti proses penyembuhan suatu luka. Biasanya luka tersebut berkaitan dengan kesehatan mental, atau kegalauan hati yang sedang kalut. 

Generasi muda zaman sekarang kemudian menyebut istilah healing pergi ke suatu tempat tertentu seperti tempat wisata, untuk menyembuhkan pikiran jenuh dan isi hati yang sedang kosong. Tak jarang dari healing tersebut generasi muda zaman sekarang pergi ke tempat-tempat spiritual, bahkan mengunjungi tempat ibadah agama lain. 

Padahal, sebagai seorang muslim, khususnya untuk generasi muda muslim zaman sekarang ada lho cara healing yang tepat dan benar, dan diajarkan Allah SWT dalam Al Qur’an. Seorang muslim tak lepas dari berbagai masalah kehidupan yang dialaminya. Cara healing terbaik untuknya adalah yang sesuai dengan ajaran Islam. 

Bagaimana cara healing antigalau menurut Al Qur’an? Simak penjelasannya yang diambil dari Hijra Live Kajian bersama Ustaz Ammi Nur Baits dengan judul Jadi Muslim Antigalau Kekinian di Era Modern: Rahasia Ayat Al Qur’an untuk Kesembuhan Jiwa.

Setiap insan manusia, bahkan seorang muslim pun tak akan lepas dari berbagai masalah, khususnya masalah hidup yang sedang dijalaninya. Ustaz Ammi mengatakan, segala kenikmatan dunia yang dirasakan seseorang pasti bercampur dengan musibah. 

“Sehebat apa pun posisinya sebanyak apa pun hartanya orang itu pasti mengalami sakit. Karena manusia tidak bisa bebas dari masalah,” kata Ustaz Ammi.

Allah SWT memberikan masalah di setiap kenikmatan manusia karena Allah tidak ingin melihat makhluk-Nya mengalami kesenangan terus di dalam hidupnya. Allah SWT menjadikan masalah di antara kenikmatan dan kesenangan agar makhluk-Nya senantiasa bisa mengingat-Nya. 

Bahkan Rasulullah SAW, yang memiliki sifat ma’sum (terpelihara dari berbuat dosa dan kesalahan secara sengaja) dan dijamin oleh Allah SWT pun pernah mendapatkan masalah dalam hidupnya. Beliau pun pernah berdoa kepada Allah SWT, dan meminta agar segala masalah yang dihadapinya dan umatnya jangan sampai mengurangi kadar iman dan keagamaannya. 

Janganlah kau menimpa musibah kepada kami dalam agama kami

Karena, kalau musibah itu sampai merugikan terhadap agama maka akan jauh lebih berbahaya daripada musibah yang melibatkan dunia. 

“Meskipun kita tahu seorang Nabi adalah seorang ma’sum karena dijaga oleh Allah. Tapi nabi mengajarkan doa ini, karena umatnya pasti akan mendapatkan musibah atau masalah,” kata Ustaz Ammi.

Allah Tidak Pernah Meninggalkan Umat-Nya

Saat kita sedang tertimpa musibah, terkadang terlintas di pikiran bahwa hidup ini tidak adil, atau Allah telah meninggalkan kita padahal kita telah mengerjakan segala kewajiban kita. Namun pemikiran tersebut merupakan hal yang salah. Allah SWT memberi kita masalah atau musibah bukan berarti Allah tidak adil atau meninggalkan kita.

Hal seperti ini pernah dialami juga oleh Nabi SAW. Pada saat itu, Rasulullah SAW sedang risau karena sudah lama wahyu melalui malaikat Jibril tidak datang padanya. Rasulullah SAW sempat berpikir bahwa ia telah ditinggalkan Allah SWT

Lalu, kaum kafir pun mencelanya dan berkata “Muhammad telah ditinggalkan oleh setannya” maksud setannya di sini oleh kaum kafir adalah malaikat Jibril. 

Dari kejadian tersebut maka turunlah QS Ad-Dhuha yang bunyinya sebagai berikut:

وَالضُّحٰىۙ

Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah

وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ

dan demi malam apabila telah sunyi,

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ

Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ

 dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ 

Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu

وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ 

dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ 

dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan

فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ 

Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang

وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ 

Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardiknya

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ 

Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan dengan bersyukur

Musibah Sebagai Penggugur Dosa

Allah SWT memberi kita cobaan masalah atau musibah jika kita sabar dalam menghadapinya, maka Allah sedang menggugurkan dosa-dosa yang telah kita perbuat. 

“Allah adalah harapan bagi mereka yang sedang tertimpa masalah atau musibah, hal ini karena Allah sedang menghapuskan dosa yang pernah dikerjakan. Allah menjadikan seorang mukmin resah, galau menghadapi masalah, maka gugurlah dosa-dosanya,” terang Ustadz Ammi.

Sehingga ketika mengalami galau, resah menghadapi masalah, dan kita hanya bisa berharap kepada Allah maka Allah menjadikan keresahan itu menjadi penghapus dosa.  Ustadz Ammi mengatakan, hanya orang mukmin di mana ujian itu menyebabkan dosanya berguguran. 

“Kecuali orang orang yang tidak beriman, ketika mereka galau sedih mereka tidak menjadikan Allah sebagai harapan, maka dosa-dosanya tidak berguguran,” jelasnya. 

Seperti yang dijelaskan dalam QS An-Nisa ayat 104:

وَلَا تَهِنُوْا فِى ابْتِغَاۤءِ الْقَوْمِ ۗ اِنْ تَكُوْنُوْا تَأْلَمُوْنَ فَاِنَّهُمْ يَأْلَمُوْنَ كَمَا تَأْلَمُوْنَ ۚوَتَرْجُوْنَ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا يَرْجُوْنَ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا 

“Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana,”.

Cara Healing Paling Utama Saat Menghadapi Musibah

Ustadz Ammi menjelaskan, ada beberapa prinsip utama sebagai seorang muslim ketika menghadapi masalah atau musibah. 

  1. Berdo’a

Sebagai manusia biasa, kita adalah makhluk yang lemah di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu kita membutuhkan Allah SWT sebagai penolong. Ustadz Ammi mengatakan doa Rasulullah SAW diajarkan di atas salah satu doa yang bisa dipanjatkan kepada Allah SWT saat menghadapi masalah. 

“Janganlah kau menimpa musibah kepada kami dalam agama kami”

Ustadz Ammi menyampaikan, dalam doa tersebut kita bisa memanjatkannya dengan bahasa kita sendiri, karena Allah Maha Tahu segala yang dirasakan oleh makhluk-Nya. 

“Intinya adalah memohon kepada Allah agar musibah yang menimpa agar tidak merugikan agama kita,” jelas Ustadz Ammi. 

  1. Kerjakan Shalat

Ustadz Ammi menjelaskan, ketika datang musibah yang menimpa maka kita bisa menghadapinya dengan kesabaran dan menjalankan shalat. 

“Ketika dihadapkan masalah mintalah pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan shalat,” jelas Ustadz Ammi. 

Rasulullah SAW pun mengajarkan kepada kita ketika memiliki masalah hidup, beliau selalu mempunyai kebiasaan mengerjakan shalat, sebab, di saat shalat beliau mendapatkan ketenangan. 

Ustadz Ammi mengatakan, tidak rugi bagi seseorang untuk terus-terusan berdoa kepada Allah. Karena Allah akan mengabulkan apa yang dimintakan segera, atau menjaganya dari musibah, dan menyimpannya nanti untuk di akhirat. 

“Ketika terus berdoa, meskipun (keinginan) peluangnya kecil terjadi, disertai kegalauan, jangan berhenti berdoa, sekecil apapun peluang, jika tak berhenti berdoa maka Allah melakukan, mengabulkannya saat itu juga, menjaganya dari musibah, atau menyimpannya untuk nanti di akhirat,” jelas Ustaz Ammi.

  1. Zikir

Setelah berdoa dan shalat maka perkuatlah dengan zikir, mengingat dan terus menyebut nama Allah SWT di kala masalah belum kunjung usai. Ustaz Ammi mengulangi kata-kata yang pernah diucapkan Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu saat seseorang menghadapi musibah, 

“Dapatkan jati dirimu di saat sedang mendapatkan musibah/masalah di tiga tempat, yakni shalat, zikir dan majelis ilmu. Jika kau bisa menemukan jati dirimu di ketiganya maka bersyukurlah, Allah sedang memberimu ketenangan.”

  1. Datang ke Majelis Ilmu

Seperti yang telah dijelaskan di atas sebelumnya, seseorang yang sedang menghadapi kegalauan, atau masalah hidup maka datanglah ke tempat-tempat majelis ilmu. Maksudnya untuk mendatangi orang yang berilmu, bagaimana menghadapi masalah yang sedang ia hadapi. 

“Proses healing, mencari proses ketenangan bukan dilampiaskan dengan cara-cara tidak benar tapi dengan shalat. Bukan malah datang ke tempat ibadah orang lain. Datangi majelis ilmu, datangilah masjid sebagai rumah Allah,” jelas Ustadz Ammi.

Demikian penjelasan singkat dari acara Hijra Live Kajian, tentang bagaimana menjadi seorang muslim yang antigalau dengan tuntutan Al Quran. Untuk selengkapnya kamu bisa tonton video berikut ini tentang topik yang sama.

Kembangkan Dana dan Asetmu Agar Masa Depan Tak Resah dan Galau

Agar kamu tak risau dan galau lagi untuk keuangan masa depan, jangan ragu untuk mengembangkan dana dan asetmu di P2P Funding Syariah dari ALAMI. Kembangkan danamu dan dapatkan imbal hasil setara dengan 14-16%pa. 

Unduh aplikasinya di 

Ikuti Live Kajian di Hijra Lifestyle App

Daripada galau-galau mikirin yang nggak pasti, sudah saatnya kamu mendapatkan ilmu lebih banyak lagi dari para ustaz dan pakar-pakar. Kini mengikuti kajian nggak harus datang langsung ke tempat atau majelisnya. Kajian Islami bisa kamu ikuti secara live melalui aplikasi Hijra Lifestyle. 

Cara mudah kok, kamu tinggal daftar aja di link berikut ini: http://bit.ly/HijraLifestyle 

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments