peternak ikan

Kerja Sama ALAMI dan eFishery Beri Dampak Nyata Bagi Peternak Ikan di Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi dunia perikanan yang sangat melimpah. Potensi perikanan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang tak banyak dimiliki oleh negara-negara lainnya di dunia. Seharusnya, kita sebagai penduduk Indonesia patut berbagga atas kekayaan sumber daya alam khususnya di dunia perikanan yang sangat kaya ini. 

Namun, kekayaan sumber daya alam itu tidak bisa dimanfaatkan dan dinikmati oleh kita sendiri jika tidak didukung oleh unsur lainnya seperti Sumber Daya Manusia (SDM) dan Teknologi. Oleh karena itu, ketiga unsur tersebut saling berkolaborasi membangun industri perikanan di Indonesia bisa bersaing dengan negara lainnya. 

“Pada tahun 2045 nanti, dunia akan ada mega trend di mana problem semua bangsa adalah perebutan sumber daya alam. Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam belum bisa menikmatinya secara menyeluruh tanpa dukungan sinergi Sumber Daya Manusia dan Teknologi,” kata Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Dr. Yudi Nurul Ihsan, dalam Webinar bersama ALAMI dan eFishery berjudul Impactful Sharia Funding Sabtu 25 November 2021. 

Yudi mengatakan dunia pembudidayaan ikan di Indonesia sangat merupakan bisnis yang berkesinambungan di masa depan. Sebab, budi daya ikan atau aquaculture tetap dibutuhkan masyarakat sebagai penguat ketahanan pangan. 

“Kegiatan aquaculture bisa memberikan ketersediaan atau ketahanan pangan, untuk memperbaiki standar hidup. Indonesia mempunyai potensi perikanan dan aquaculture yang luas. Indonesia memiliki berbagai macam jenis ikan dan komoditas aquaculture lainnya seperti udang dan lobster,” jelas Yudi.

Hanya saya, masalah yang dihadapi oleh para peternak ikan di Indonesia ini masih terkendala oleh permodalan dan pengelolaan keuangan yang baik dan benar dari para peternak ikan. Perlunya pembiayaan dan pertolongan keuangan yang akan berdampak pada keberhasilan dunia budi daya ikan ini. Khususnya yang akan dirasakan oleh para peternak ikan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di artikel “Melalui Ecosystem Financing, Membukti ALAMI Memberikan Dampak Sosial Bagi Masyarakat”, kerja sama ALAMI dan eFishery membantu pembiayaan modal untuk peternak ikan melalui pembelian pakan ikan oleh ALAMI dari eFishery yang kemudian dijual kembali kepada para peternak ikan. 

Chief Business Officer ALAMI Bembi Juniar pada kesempatan yang sama mengatakan, kerjasama ini bukan hanya sekedar bisnis di masa depan yang berkesinambungan tapi sebagai upaya membantu masyarakat Indonesia, khususnya para petani ikan dalam hal ini. Melalui produk Ecosystem Financing di ALAMI dapat membantu peternak ikan mendapatkan modal kerjanya sehingga produksi ikannya bertambah dan siap didistribusikan ke pasar. 

“ALAMI kerjasama eFishery untuk pembiayaan petambak ikan yang mudah cepat dan adil. ALAMI bekerjasama dengan perusahaan yang kompeten di aquaculture, eFishery di mana  memiliki data mana saja petambak yang bisa dibiayai,” kata Bembi. 

Pembiayaan Akad Murabahah

Pembiayaan syariah yang diberikan kepada peternak ikan melalui eFishery ini menggunakan akad murabahah, atau akad jual beli. Dalam praktiknya ALAMI memberikan pakan dan dijual kembali kepada peternak ikan melalui eFishery. 

“ALAMI selaku wakil funders atau lenders membelikan pakan ikan dan dijualkan kembali ke petani atau petambak ikan,” jelas Bembi.

Kenapa tidak diberi pembiayaan cash secara tunai langsung?

Bembi menuturkan dikhawatirkan pemberian pembiayaan secara uang tunai tidak akan tepat sasaran atau tepat guna. Sebab, uang tunai bersifat liquid atau cair dan bisa digunakan apa saja di luar kepentingan perikanan.

“Daripada diberi uang langsung nantinya dikhawatirkan tidak tepat guna. Misalnya uangnya diberikan handphone atau kebutuhan lain,” jelas Bembi.

Apa Saja Dampaknya Terhadap Peternak Ikan di Indonesia?

Melalui pembiayaan dari ALAMI dan eFishery ini tentunya banyak sekali yang didapatkan oleh petani selain pembiayaan. CEO eFishery  Gibran Huzaifah mengatakan para peternak ikan merasa lebih merdeka ketika menggunakan pembiayaan ALAMI dan eFishery ini. Para peternak ikan tidak lagi terjerat oleh tengkulak yang biasanya selalu memeras dengan harga tinggi, baik itu untuk penyediaan pakan dan benih, dan juga memonopoli penjualan ikan. 

“Karena para petambak atau peternak ikan ini juga memberi pakan kepada tengkulak. Di mana pas kasih pakan harga pakannya di-mark up, jumlahnya bermacam-macam. Ada 15-20 persen. Para peternak dimonopoli dan harus menggunakan pakan tersebut. Mau tidak mau,” ungkap Gibran. 

“Yang masalahnya lagi, ikannya harus dijual ke tengkulak, tapi ada potongan 7-10 persen, ikan dipanen 20 ton dikurangi 7 persen untuk tengkulak. Kalau dihitung cost of financing ini mahal banget,” lanjut Gibran.

Gibran mengatakan saat menerima pembiayaan dari ALAMI dan eFishery justru terbantu karena mendapatkan fasilitas Kabayan, Kasih Bayar Nanti. Di mana para peternak pun mendapat kebebasan berapa lama tenor yang diajukan untuk membayar modal yang telah diberikan.  Selain itu, pemberian modal oleh ALAMI dan eFishery ini mempermudah peternak ikan jika dibandingkan mengajukannya ke bank. Sebab di bank akan sulit dengan segala macam persyaratannya.

Itulah dampak nyata yang diterima oleh peternak ikan melalui pembiayaan yagn dilakukan ALAMI bekerja sama dengan eFishery. Tertarik untuk ikut memberi manfaat kepada sesama khususnya para petani ikan ? Jangan ragu untuk mendanai di ALAMI, uangmu akan berkembang dengan ujrah atau imbal hasil setara hingga 14-16 % pa. Download segera aplikasinya di Playstore dan Appstore.

Artikel Terbaru

Informasi Peningkatan Keamanan Pendanaan & Penambahan Biaya Layanan

Sebagai bagian dari upaya kami dalam meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik,...

Panduan Praktis Mendanai Nyaman dan Menguntungkan di Instrumen P2P Lending Bagi Pendana Pemula

Peer to Peer Lending (P2P Lending) dikenal sebagai salah satu instrumen investasi...

Sejarah Dana Pensiun di Indonesia

Sejarah dana pensiun di Indonesia melalui proses yang panjang dan senantiasa berkembang. ...

Exit mobile version