financial swindler
published 05/07/2022 - 5 Min Read

5 Financial Swindler (Penipu Keuangan) Besar dalam Sejarah

Dalam dunia investasi, tentunya kita harus berhati-hati. Sepanjang sejarah mencatat, ada banyak financial swindler atau penipu dalam bidang finansial yang menyebabkan kerugian besar bagi banyak orang. 

Beberapa di antaranya hanya penipu kecil. Akan tetapi, ada pula beberapa sosok penipu ulung yang penipuannya disebut mengubah dunia.

Nah, siapa saja sosok ini dan penipuan seperti apa yang mereka lakukan?

Simak pembahasannya di sini.

1. Charles Ponzi

Investasi bodong yang dilakukan Charles Ponzi disebut sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Bahkan, mengutip National Geographic, Charles Ponzi mendapatkan julukan pelopor investasi bodong karena mencetuskan sistem penipuan ini.

Penipuan ini menjanjikan keuntungan besar dengan risiko kecil. Investasi palsu ini ternyata hanya memberikan keuntungan pada investor dari uang sendiri atau uang dari investor berikutnya. Tentunya, ini merugikan orang-orang yang menanamkan uangnya.

Pada tanggal 12 Agustus 1920, Charles Ponzi sakhirnya tertangkap berkat penyelidikan investigatif dari surat kabar Boston Globe.

Penipuan yang financial swindler ini lakukan satu abad lalu merupakan penipuan model skema Ponzi yang sampai sekarang masih terjadi. Bahkan, penipuan model ini adalah salah satu yang paling sering digunakan dalam dunia investasi.

Charles Ponzi menjanjikan 50% keuntungan dalam waktu 45 hari. Ada pula pilihan lain yaitu 100% keuntungan dalam 90 hari.

Keuntungan ini didapatkan dari membeli postal reply coupons atau kupon balasan pos yang didiskon dari negara lain. Kupon ini lalu ditukar dengan nominal di AS.

Padahal, sebenarnya, Charles Ponzi membayar investor sebelumnya dengan uang yang diperoleh dari investor selanjutnya.

Dalam dunia investasi, keuntungan luar biasa dalam waktu singkat seperti ini sangat jarang ditemukan. Bahkan, bisa dibilang ini nyaris tidak mungkin.

Jika dapat iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat seperti yang dijanjikan Charles Ponzi pada korban-korbannya, kamu wajib waspada.

2. Bernard Madoff

Masih menggunakan skema Ponzi, financial swindler selanjutnya bernama Bernie Madoff.

Penipuan yang ia lakukan ini juga tercatat sebagai salah satu penipuan terbesar sepanjang sejarah.

Mengutip IDXChannel, penipuan yang dilakukan Bernard Madoff menyebabkan kerugian klien hingga 65 miliar dolar AS selama bertahun-tahun.

Penipuan ini ia lakukan setelah mendirikan perusahan investasi yang bernama Bernard L. Madoff Investment Securities LCC.

Tak tanggung-tanggung, korban penipuannya bukan hanya individu saja, tetapi juga badan amal, badan dana pensiun, dan juga pengelola investasi.

Selama bertahun-tahun, dia menjanjikan pengembalian yang lebih dari rata-rata pasar dan selalu berhasil. Hal ini sebenarnya tidak mungkin, namun karena klien-kliennya mendapatkan untung, tidak banyak yang berani mengungkapkan keanehan ini.

Madoff akhirnya berhasil ditangkap setelah krisis keuangan 1998 membuatnya sulit untuk mengambil aliran uang klien baru untuk mengembalikan uang kliennya yang lama.

Dari kasus ini, kita bisa belajar untuk jangan terlalu percaya dengan iming-iming lebih tinggi dari pasar. Penting untuk mempelajari lebih lanjut tentang dari mana asal-usul suatu keuntungan yang dijanjikan.

Jika kita tidak paham, cobalah bertanya ke yang lebih ahli. Jika mereka pun tidak bisa melihat bagaimana hal tersebut bisa terjadi, patut diwaspadai.

3. Anna Vadimovna Sorokin

Anna Sorokin adalah seorang financial swindler yang berhasil menipu orang-orang kaya, hotel, bahkan bank. Kerugian dari penipuan Anna diperkirakan hingga $200.000.

Caranya menipu adalah dengan mengaku sebagai seorang sosialita. Ia pun mengganti namanya menjadi Anna Delvey.

Sebagai Anna Delvey, Anna Sorokin dengan piawainya mengaku sebagai orang Jerman kelahiran Rusia yang merupakan pewaris bangsawan.

Anna kemudian mendirikan yayasan Anna Delvey Foundation dan mencari investor kaya untuk yayasan gadungan tersebut. Statusnya sebagai seorang keturunan bangsawan membuat orang-orang jadi yakin padanya. Padahal, ini hanya kebohongan belaka. 

Uang yang ia terima sebagai dana untuk yayasan gadungan tersebut tentu saja Anna gunakan untuk kepentingan pribadi. 

Hal ini juga ia lakukan untuk bisa menikmati gaya hidup mewah, seperti menginap di hotel-hotel mahal, menggunakan jet pribadi, dan lain-lain. Sang financial swindler ini selalu menggunakan alasan lupa bayar untuk menghindari korban-korbannya. 

Pada akhirnya, Anna dilaporkan oleh sahabatnya sendiri, yaitu Rachel DeLoache Williams yang lama-lama mencurigainya sebagai penipu.

Kisah lengkapnya kini dapat disimak dalam serial Netflix berjudul “Inventing Anna”.

Ingatlah untuk selalu waspada, bahkan pada teman sendiri yang mungkin saja menipu untuk mendapatkan uangmu.

Jika ditawari investasi atau semacamnya, telusuri terlebih dahulu dan cek semua keaslian dokumen-dokumen mengenai investasi tersebut hingga kamu benar-benar yakin akan keamanannya.

Penampilan luar manusia sering membuat kita lupa untuk kritis dan melihat lebih dalam dari kesan yang ada di mata kita. Pastikan kamu juga tidak terlalu mudah terpedaya dengan penampilan luar manusia ya!

4. Frank Abagnale

Di tahun 1960-an, kasus penipuan yang dilakukan Frank Abagnale cukup menggemparkan.

Frank adalah seorang financial swindler yang melakukan penipuan dengan menyamar.

Ia memalsukan identitas dan berganti-ganti profesi untuk menipu korban-korbannya. Karena hal ini, Frank jadi cukup sulit untuk ditangkap. Bahkan, pada masa itu, ia merupakan orang yang paling dicari oleh FBI dan kepolisian.

Penipuannya mulai dari memalsukan identitas dan gelar pendidikan untuk mendapat pekerjaan yang ia inginkan.

Kemudian, ia berhasil memalsukan cek bank. Tidak hanya sekali, Frank berhasil memalsukan ratusan cek bank dan menarik uang hingga ribuan dolar.

Uniknya, setelah tertangkap, Frank Abagnale dibebaskan bersyarat. Karena kepakarannya, ia kemudian dijadikan konsultan FBI untuk memberikan edukasi terkait penipuan cek bank. Pada akhirnya, Frank terus bekerja sama hingga lebih dari 30 tahun dengan FBI. 

Saat ini, Frank sudah tak lagi menjadi seorang financial swindler. Ia justru mendirikan perusahaan jasa keamanan dari kejahatan finansial yang diberi nama Abagnale & Associates.

5. Tom Petters

Kalau Bernard Madoff menyebabkan kerugian hingga 50 juta dolar AS dengan skema ponzi, Tom Petters adalah seorang financial swindler yang lebih “sukses” lagi.

Kerugian yang ia sebabkan mencapai 3,7 miliar dolar AS.

Tom Petters adalah seorang pebisnis asal Amerika yang dulunya menduduki posisi sebagai CEO di Petters Group Worldwide atau dikenal juga sebagai Petters Company Inc. (PCI).

Perusahaan ini menggunakan skema Ponzi dengan membuat dokumen palsu. Dokumen-dokumen ini lalu dikirim pada investor potensial sebagai bukti jual-beli barang yang menguntungkan sehingga tampak seperti investasi yang menjanjikan. Ternyata, barang-barang ini tidak pernah dibeli maupun dijual oleh PCI, sehingga orang-orang mengalami kerugian.

Penipuan besar-besaran yang dilakukan Tom Peters ini menyebabkannya dijatuhi hukuman penjara selama 50 tahun di Leavenworth, AS.

Itulah dia 5 penipu besar terkait keuangan dan modus-modusnya. Dari kasus-kasus tersebut, kita bisa belajar untuk lebih berhati-hati saat berinvestasi dan selalu waspada sebelum mempercayai suatu lembaga.

Di Indonesia, salah satu caranya adalah dengan memastikan bahwa suatu sekuritas sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebagai platform P2P lending syariah, ALAMI sudah diawasi oleh OJK, lho. Jadi, kamu tak perlu khawatir lagi.

Kalau belum coba mendanai di ALAMI, yuk, mulai hari ini. Dengan mendanai UMKM secara aman dan syariah, kamu bisa mendapat ujrah atau imbal hasil hingga setara dengan 16% p.a. 

Cukup menarik, kan? Langsung klik tombol di bawah ini, ya.

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] ini muncul istilah penipuan yang memanfaatkan data pribadi untuk meraup isi ATM kita di bank. Istilah tersebut dikenal dengan […]