21/06/2022 - 5 Min Read

Berkurban adalah Momen Pesta Kebahagiaan Umat: Kisah Berkurban dari Salma dan Andah

Bagi umat Islam, berkurban merupakan ungkapan terima kasih dan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki dengan cara berbagi makanan berharga kepada mereka yang tidak mampu. Selain itu, di momen Iduladha menyembelih hewan kurban merupakan bentuk ketakwaan kepada Allah SWT, seperti yang telah diajarkan kepada kita dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. 

Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hajj ayat 34 yang artinya sebagai berikut:

“Dan bagi setiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang diberikan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada mereka yang tunduk patuh (kepada Allah)”.

Setidaknya setiap seorang muslim yang telah mampu secara finansial sudah pernah melaksanakan kurban setiap tahunnya di momen Iduladha. Tujuan yang ingin dicapai dari berkurban adalah memenuhi rasa ketakwaan kepada Allah SWT dan bentuk rasa syukur. 

Kali ini pengalaman kurban yang berkesan akan diberikan oleh Dua orang dari ALAMI Squad kini siap berbagi pengalaman kurbannya yang mengesankan. Ada Salma Rohadatul Aisy, tim dari Sharia Compliance ALAMI dan juga Hamdatun Nupus, Software Quality Assurance Hijra Bank, bagian dari ALAMI Group. 

“Makna kurban adalah mengekspresikan rasa syukurku kepada Allah SWT atas segala nikmat yang terlah diberikan, juga menyadari setiap hal yang kita miliki bukan sejatinya milik kita akan tetapi setiap hal didunia ini adalah milik Allah semata,” kata Salma saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

“Berkurban bagi saya, merupakan suatu bentuk rasa syukur atas nikmat rezeki, sehat dan dicukupkan segalanya oleh Allah SWT,” tambah Hamdatun Nupus atau biasa disapa Andah.

Namun, lebih dari sekedar bersyukur atas rezeki yang dilimpahkan, tetapi berkurban kata Andah dan Salma merupakan bentuk berbagi terhadap sesama, berbagi kebahagiaan dengan memberikan daging hewan kurban yang disembelih. 

“Menciptakan kebahagiaan yang hakiki untuk diri sendiri, karena kebahagiaan yang hakiki adalah ketika kita bisa mengenali Allah dan memaknai setiap hikmah yang dikerjakan, juga memberikan kontribusi untuk kebahagiaan orang lain,” kata Salma.

“Aku pernah bekerja di lembaga sosial dan turut serta mengurus kegiatan campaign kurban dari hulu ke hilir. Aku melihat bagaimana kurban ini adalah pesta kebahagiaan umat,” lanjut Salma. 

Kurban Sebagai Pesta Kebahagiaan Umat

Salma salah satu ALAMI Squad dari tim Sharia Compliance mempunyai pengalaman bekerja di salah satu lembaga sosial. Pada saat momen Idul Adha, ia menyaksikan sendiri bagaimana distribusi daging ke masyarakat, khususnya masyarakat yang selama ini kurang mampu untuk mendapatkan daging. Menurutnya kurban adalah sebagai momen pesta kebahagiaan umat. 

“Rasa bahagia melihat foto di laporan implementasi yang sangat membahagiakan, senyuman indah dari berbagai macam suku, warna kulit, kebangsaan yang berbeda yang mengartikan kebahagiaan didistribusikan secara merata,” kata Salma. 

“Membuat rasanya Idul Qurban ini memang hari rayanya umat muslim, hari kebahagian dunia, hari distribusi harta dunia. Bayangkan saja, pada 3 hari yang sama di seluruh dunia umat muslim melaksanakan kegiatan saling berbagi ini secara serempak. Dan nyatanya, kurban adalah salah satu aplikasi dari Islam rahmatan lil’alamin, kurban adalah euforia kebahagiaan yang diciptakan oleh umat muslim seluruh dunia,” lanjutnya.

Pengalaman Kurban Paling Berkesan

Bagi Andah, pengalaman kurban pertamanya pada tahun 2019 lalu menjadi hal yang berkesan. Sebab, tahun tersebut adalah kurban pertama kalinya secara mandiri, meski di tengah kondisi keuangan yang sedang sempit. 

“Tapi kan saya udah kepalang tanggung janji ya sama Allah untuk ‘segera’ berkurban, jadi dengan segala rumus matematika yang ada dalam kepala saya saat itu alhamdulillah terkumpul budget untuk berkurban dalam hitungan 3 bulan saja. Qadarullah kun fa ya kun,” jelas Andah. 

“Ada haru yang gak bisa saya gambarkan dengan kata-kata, apalagi tak henti-hentinya ibu saya mengucap rasa syukur tak terhingga sambil menggenggam tangan saya erat-erat,” lanjutnya. 

Sementara bagi Salma, kurban tahun lalu memberi kesan tersendiri. Salma mengatakan, kurban mengajarkan kita untuk mengikhlaskan sesuatu yang seolah kita miliki untuk diserahkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. 

“Kurban tahun lalu juga mengajarkan aku untuk berusaha mengikhlaskan sesuatu yang seolah kita miliki untuk diserahkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah, dan ternyata Allah ganti dengan hal yang luar biasa. Qadarullah mendekati hari pembelian hewan qurban tahun lalu, aku sangat banyak pengeluaran salah satunya smartphone-ku rusak. Akan tetapi karena memang tabungan yang aku miliki sudah aku niatkan untuk aku berkurban, uang yang aku tabung tetap aku dedikasikan untuk kurban terlebih dahulu dan berusaha bertahan dengan smartphone yang rusak (tapi masih bisa dipakai),” jelasnya. 

“Ternyata Allah kasih aku rezeki yang tidak aku sangka, aku dibelikan smartphone baru oleh sepupuku dengan spesifikasi diatas wishlist smartphone pengganti yang ingin aku beli pasca Idul Qurban dan aku diberikan hewan kurban (1/7 sapi) atas namaku oleh lembaga tempat aku bekerja dahulu dengan lokasi penyembelihan di Somalia masyaallah tabarakallah,” lanjut Salma. 

Tradisi Keluarga Berkurban

Bagi keluarga Salma, di keluarga ada tradisi berkurban mengatasnamakan hewan kurban yang disembelih dengan nama salah satu anggota keluarga. Hal ini dilakukan secara bergilir setiap tahunnya. 

“Biasanya kami mengatasnamakan hewan kurban dengan nama anggota keluarga yang digilir setiap tahunnya,” kata Salma.

Sementara bagi Andah, tahun 2019-lah kurban mandiri pertamanya. Sebelumnya memang ia belum berkurban secara mandiri, menyisihkan uangnya untuk membeli hewan kurban. 

“Sebenarnya, tidak ada tradisi berkurban dalam keluarga. Bahkan saya baru mengakikahkan diri saya sendiri saat usia saya sudah tak lagi belia karena faktor ekonomi. keluarga tentunya, dari penerima ‘jatah’ kurban menjadi pemberi ini rasanya luar biasa sekali. Hal ini juga yang mendorong saya untuk tetap berkurban ketika saya sudah dimampukan oleh Allah SWT,” terang Andah.

Tips Menabung untuk Kurban

Setelah berbagi pengalaman dan kesan dalam berkurban, tentunya kedua ALAMI Squads ini ingin memberikan sedikit tips agar bisa menabung untuk bisa berkurban setiap tahunnya. Bagi Salma, ia memiliki tabungan yang dikhususkan untuk berkurban. Setiap bulannya ia menyisihkan uang dari penghasilannya untuk kebutuhan kurban setiap tahun.  Bahkan ia, mengatur untuk autodebet di rekening tabungannya untuk kurban di tahun berikutnya. 

“Tantangan yang cukup berat untuk gen Z adalah mengatur keuangan. Oleh karena itu, aku memilih tabungan yang salah satunya aku khususkan untuk berkurban. Di mana setiap bulannya tabungan tersebut langsung terdebet dari rekening utama aku,” jelas Salma.

Berbeda dengan Salma, Andah tidak ada tips khusus menabung untuk berkurban. Hanya saja Andah selalu mengkalkulasikan dari setiap pendapatannya untuk pengeluaran dan tabungan. 

“Tidak terlalu sulit untuk menyisihkan sebagian tabungan untuk membeli hewan kurban, karena kita punya waktu yang cukup panjang selama setahun bukan?” pungkas Andah. 

Itulah sedikit inspirasi dari kedua ALAMI Squads yang ingin berbagi pengalamannya berkurban. Jika tahun ini kamu belum berkesempatan untuk berkurban dengan, kamu bisa memulainya untuk menabuh secara rutin, menyisihkan penghasilanmu untuk kurban tahun depan.

Salah satu caranya adalah dengan menabung di Hijra Bank, dengan membuat Hijra Box untuk berkurban, atau jika kamu tertarik untuk mengembangkan danamu lebih besar lagi, ada P2P Funding Syariah dari ALAMI. 

Ikuti campaign pendanaannya dan dapatkan ujrah atau imbal hasil setara dengan 14-16%. Dapatkan aplikasinya di