Serial Hijrah Finansial: Jatuh Bangun Melunasi Utang

Serial Hijrah Finansial: Jatuh Bangun Melunasi Utang

Serial Hijrah Finansial akan menceritakan berbagai kisah mereka yang telah berhasil menjalankan sunnah Rasulullah SAW dan prinsip-prinsip syariah dalam hal keuangan dan ekonomi.

Kepada para sahabatnya, Rasulullah SAW kerapkali menekankan bahwa utang adalah perkara yang harus disegerakan. Bahkan karena menganggap pentingnya urusan pelunasan utang ini, ia pernah mengajarkan sebuah doa khusus untuk mereka yang ingin diberikan kemampuan untuk melunasi utang. Ketenangan hati dan pikiran yang didapatkan seseorang dari keberhasilan melunasi utang adalah sesuatu yang patut diperjuangkan. Jika berlarut-larut dan berkepanjangan, utang bisa membuat  seorang Muslim gelisah dan bingung.

Ibu Dela, 51 tahun, tidak pernah menyangka bahwa ketika ia mencicil rumah, ia akan kesulitan untuk melunasinya. Walaupun begitu, ia tetap berusaha sekuat tenaga untuk melunasi utang cicilan rumahnya kepada sebuah bank syariah. Mau tahu bagaimana kisahnya dan perjuangannya? Baca terus kelanjutannya di artikel ini, ya!

Halangan di Tengah Jalan Melunasi Utang

Di awal mencicil rumah, Ibu Dela tidak mempunyai halangan yang berarti untuk menuntaskan kewajibannya setiap bulan. Ketika itu, ia masih menikah dan bekerja di kantor. Masalah mulai datang sekitar tahun 2016. Saat itu, sebagai tuntutan dari profesinya sebagai seorang notaris, ia memutuskan untuk keluar dari kantornya dan mendirikan kantor sendiri. Kemudian, ia juga memutuskan bercerai dengan suaminya. Keadaan tersebut membuatnya harus berada dalam situasi dimana “penghasilan merosot jauh, namun kewajiban tetap harus berjalan. Kantor baru yang pasti merangkak dari awal, belum ada klien, masih sepi, sementara kebutuhan dan kewajiban tetap menuntut untuk dipenuhi,” ceritanya.

Menghadapi kenyataan tersebut, Ibu Dela lalu memutuskan untuk terbuka terhadap staff bank syariah yang memberikannya persetujuan cicilan rumah. Beruntung, staff tersebut sangat mengerti keadaan Ibu Dela dan bersedia membantu.

“Saat itu, saya beranikan diri untuk datang dan menyampaikan kesulitan dan kondisi keuangan saya, dan mereka membantu mencarikan jalan keluar yang disesuaikan dengan kemampuan saya,” ujar Ibu Dela.

Cicilannya pun harus direstrukturisasi, dan akhirnya, total cicilan tersebut harus direstrukturisasi sebanyak 3 kali.

“Walaupun kondisi saya saat itu sangat sulit, tetapi saya tidak mau mempunyai kondite (catatan perilaku dan kepatuhan) yang buruk. Saya tetap berniat baik untuk memenuhi kewajiban saya, dengan membayar sesuai kemampuan saya saat itu,” kisahnya menceritakan tekadnya saat itu.

Merelakan Rumah Demi Melunasi Utang

Seiring berjalannya waktu, kondisi kantor sendiri milik Ibu Dela mulai membaik. Namun, Ibu Dela justru memilih untuk mengambil langkah yang cukup ekstrim. Hal ini dilakukannya setelah berdiskusi dengan keluarga.

“Kami akhirnya sepakat untuk menjual aset tersebut. Pihak bank syariah juga bersedia membantu mencarikan pembeli yang bersedia, supaya saya bisa segera menyelesaikan pinjaman saya. Saya terus berdoa untuk dimudahkan menyelesaikan urusan saya. Sehingga akhirnya Allah menjawab doa-doa saya dan atas izin Allah, rumah tersebut akhirnya terjual, walaupun dengan harga di bawah harga beli saya waktu itu. Namun, yang penting, saya bisa melunasi hutang kewajiban saya di bank dengan aman dan hati tenang,” ujarnya.

Ibu Dela mendapatkan banyak dukungan dan masukan dari orang-orang terdekat, mulai dari saudara, anak-anak hingga sahabatnya. Hal itu membuatnya bisa berpikir jernih dalam mengambil keputusan.

Kejadian tersebut mengajarkannya untuk selalu berpikir ulang saat mengambil fasilitas cicilan pinjaman, agar harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Ia juga belajar untuk tidak sungkan atau malu untuk berkomunikasi dengan pihak pemberi fasilitas cicilan pinjaman saat menemukan masalah. Keterbukaan tersebut yang membuatnya akhirnya bisa mendapatkan bantuan untuk menemukan solusi dari permasalahannya. “Karena memang kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Bisa jadi ada musibah atau cobaan yang ternyata berpengaruh kepada kondisi keuangan kita,” ujarnya.

Ibu Dela tetap menyayangkan kejadian tersebut, karena tersirat perasaan bahwa seharusnya ia bisa melunasinya lebih cepat ketika ada kesempatan atau ada rezeki.

“Kita harus bisa bertindak dan berpikir bijak, jangan malu untuk berkonsultasi dan berusaha keras. Hasilnya kita serahkan ke Allah,” pesannya.

Namun, Ibu Dela juga kini belajar untuk semakin bisa mensyukuri dan menerima apapun yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya, karena yakin bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik.

Kamu masih berjuang untuk melunasi cicilan? Semoga kisah dari Ibu Dela bisa memotivasi kamu untuk terus berusaha, terbuka berkomunikasi tentang pihak-pihak yang memberikan fasilitas cicilan, dan pastinya terus berdoa untuk selalu dimudahkan Allah SWT dalam menyelesaikan urusan.

Yuk, lakukan hijrah finansial melalui pendanaan untuk UKM dengan prinsip syariah dan didukung proses yang nyaman, aman, dan efisien dengan teknologi. Platform peer-to-peer financing syariah ALAMI mempertemukan UKM dengan pemberi pembiayaan. Teknologi kami menganalisa ratusan data untuk menghasilkan pembiayaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.

Artikel Terbaru

Informasi Peningkatan Keamanan Pendanaan & Penambahan Biaya Layanan

Sebagai bagian dari upaya kami dalam meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik,...

Panduan Praktis Mendanai Nyaman dan Menguntungkan di Instrumen P2P Lending Bagi Pendana Pemula

Peer to Peer Lending (P2P Lending) dikenal sebagai salah satu instrumen investasi...

Sejarah Dana Pensiun di Indonesia

Sejarah dana pensiun di Indonesia melalui proses yang panjang dan senantiasa berkembang. ...

Exit mobile version