Alami Modus Penipuan Online
published 20/10/2020 - 4 Min Read

Waspadai 3 Modus Penipuan Online Yang Sedang Marak

Meningkatnya kebutuhan masyarakat yang dibarengi dengan lesunya kinerja ekonomi dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan berbagai tindak kejahatan. Simak yuk, beberapa modus penipuan online yang sedang marak di luar sana! Semoga dengan info ini, semua pembaca bisa lebih berhati-hati dan menjaga uangnya dengan baik.

Modus Penipuan Online #1: Penipuan Transaksi e-Wallet dan Perbankan

Modus penipuan online melalui e-wallet dan transaksi digital perbankan juga termasuk yang tidak luput dijadikan sasaran modus penipuan. Dengan maraknya penggunaan e-wallet dan transaksi digital saat ini, penggunanya pun menjadi sasaran penipuan online.

Tidak jauh beda dengan modus penipuan transaksi online lainnya, penipu akan menghubungi Anda dan mengaku dari pihak resmi yang bersangkutan baik dari e-wallet ataupun bank tertentu. Kemudian, penipu akan meminta PIN, OTP hingga M-Token Anda agar bisa melancarkan aksi kejahatannya.

Oleh karena itu, penting sifatnya untuk selalu menjaga kerahasiaan akses login akun e-wallet, internet banking, maupun m-banking. Jangan pernah dalam kesempatan apapun memberikan password, PIN, OTP dan M-Token walaupun jika penanya mengaku dari bank dan institusi keuangan kita, dan alasannya adalah perbaikan data, pembaruan sistem, dan sejenisnya.

Modus Penipuan Online #2: Penipuan Transaksi Investasi Saham

Berikutnya ada penipuan transaksi investasi saham secara online. Biasanya penjahat melakukan modus dengan iming-iming investasi agar mendapatkan uang.

Dikutip dari Kompas.com, dikemukakan oleh Deputy Head of Marketing IPOT dari PT Indo Premier Sekuritas, Paramita Sari, sasaran utama penipu siber ini adalah para investor.

Biasanya para penjahat ini akan mengincar data dari investor untuk membobol akun mereka dan menguras semua uang yang ada didalamnya. Oleh karena itu sangat penting untuk waspada ketika ada telepon ataupun sms yang masuk dan mengaku sebagai pegawai perusahaan investasi. Jangan lupa untuk memeriksa ulang semua perizinan mereka, kredibilitas perusahaan, dan hal-hal dasar lainnya. Selain itu, juga lakukan prinsip yang dibahas di no. 1, jangan memberi data pribadi apapun yang bisa digunakan untuk mengakses uang kita.

Modus Penipuan Online #3: Penipuan Bermoduskan Meminta Foto Kartu ATM

Kartu ATM kini sudah menjadi alat transaksi yang mungkin sering digunakan setiap hari karena lebih mudah dan praktis. Namun dibalik kemudahan dalam penggunaannya, seluruh kartu ini rentan diincar oleh penjahat yang bermaksud menyalahgunakan data yang tersimpan dalam kartu-kartu tersebut untuk mengeruk keuntungan. Salah satu cara penjahat untuk menyalahgunakan data yaitu dengan berpura-pura meminta foto kartu belakang ATM.

Penipuan dengan modus ini sedang hangat diperbincangkan, dan mengincar mereka yang sedang melakukan penjualan secara online. Jadi, untuk kamu yang sedang ikut jualan berbagai barang juga online, hati-hati ya dengan permintaan tidak wajar dari calon pembeli. 

Begini modus penipuannya: diawali dengan berpura-pura menjadi calon pembeli yang hendak melakukan transfer.

Singkat cerita, pelaku mau membeli barang, dan transaksi melalui Whatsapp. Setelah mengonfirmasi barang yang ingin dibeli pelaku, lalu ia mengirimkan alamat rumah palsu dia.

Kemudian, pelaku akan langsung meminta kita untuk foto ATM kita, agar dia langsung bisa transfer uang.

“Bagian belakang ATMnya saja yang difoto, kalau sudah difoto nanti uangnya langsung saya transfer. Kita lakukan ya supaya kita merasa sama-sama aman dan bisa saling percaya,”

Begitu pelaku mengarahkan kita agar mengirimkan foto ATM kita. Pelaku pun akan mengarahkan kita untuk foto ATM bagian belakang, bukan bagian depannya.

“Foto ATM bagian belakangnya saja mas, nggak enak kalau depan kan privasi. Kalau sudah difoto langsung saya transfer sekarang”

Kira-kira begitulah cara pelaku kejahatan penipuan online untuk mendapatkan data dari kartu debit ataupun kredit kita.

Modus penipuan foto ATM ini merupakan salah satu cara mereka untuk memanfaatkan kode CVV yang ada di belakang kartu ATM, yang nantinya mereka pergunakan untuk belanja secara ilegal ataupun menguras semua uang yang ada di dalam tabungan kita.

Untuk melancarkan beberapa modus penipuan yang sudah kita bahas di atas, biasanya para penjahat menggunakan teknik tertentu untuk menjalankan aksinya. 

Teknik yang Digunakan dalam Modus Penipuan

Ada baiknya jika kita juga mengetahui teknik yang mereka gunakan dalam melakukan penipuan online, sehingga nantinya kita dapat terhindar dari penipuan online tersebut.

Berikut Mina akan membahas beberapa teknik yang sering digunakan para penjahat untuk melakukan penipuan online:

1.   Phising

Phising merupakan teknik penipuan online untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening), hingga kode CVV (3 digit nomor di belakang kartu kredit).

         Cara kerja phising adalah memanipulasi informasi dan memanfaatkan kelalaian korban. Salah satu contoh kasus phising yang sedang marak sekarang adalah kejahatan penipuan bermoduskan meminta foto belakang kartu ATM untuk menyalahgunakan data yang tersimpan dalam kartu-kartu tersebut untuk mengeruk keuntungan.

2.   Phone Scams

Phone Scams merupakan teknik penipuan online dengan cara menghubungi korban melalui telepon untuk memanfaatkan informasi tertentu akibat dari kelalaian korban. 

Aksi phone scams biasa menyasar layanan perbankan melalui scam kartu kredit, misalnya penipu menelepon korban dan meminta OTP, data pribadi bahkan meminta mentransfer sejumlah uang.

3.   SMShing

 Smishing (SMS phishing) adalah jenis serangan phishing dilakukan dengan menggunakan SMS (Short Message Service) pada ponsel.

Sama seperti email penipuan phising, pesan smishing biasanya mencakup ancaman atau godaan untuk mengklik link atau memanggil nomor dan menyerahkan informasi sensitif. Kadang-kadang mereka mungkin menyarankan Anda menginstal beberapa perangkat lunak keamanan, yang ternyata menjadi malware.

4.   Impersonation Fraud

Impersonation Fraud adalah upaya penipu berpura-pura menjadi orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan informasi rahasia.

         Biasanya dengan teknik ini pelaku mengaku sebagai pegawai bank yang menginformasikan adanya perubahan biaya layanan SMS/internet banking, pemberian bonus pulsa, pembagian hadiah undangan, atau penipuan penawaran pinjaman online dengan bunga murah.

Mau tahu lebih dalam lagi tentang tren penipuan ini dan apa yang bisa kamu lakukan?

Tonton yuk sedikit pembahasan dari Ahmad Heri Firdaus, peneliti INDEF (The Institute for Development of Economics and Finance) dalam sebuah video dari Metro TV di bawah ini!

Sumber:

Kompas

Detik

Sumber foto:

Unsplash

Untuk pembaca di Bulan Inklusi Keuangan ini, ALAMI P2P Lending Syariah memberikan kesempatan agar dapat membantu UKM di Indonesia mulai dengan Rp100 ribu. Lihat Syarat & Ketentuannya di artikel ini!

Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.

ALAMI juga telah meluncurkan ALAMI Android Mobile App. Klik link ini untuk install ALAMI Mobile App sekarang!

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Selain NIK dan namamu di dalam kartu sertifikat vaksin terdapat pula informasi yang berisi data diri penting tanggal lahir, Kode batang (barcode) ID, tanggal vaksin diberikan, informasi vaksinasi dosis ke berapa, merek vaksin yang diberikan, serta nomor batch vaksin dan pernyataan kesesuaian dengan peraturan Menteri Kesehatan Indonesia. Oleh karena itu hati-hati dalam mencetak kartu sertifikat vaksin di jasa percetakan. Salah satu kerawanan dari data yang tercecer adalah pencurian dan penipuan online. […]

trackback

[…] siapa saja sosok ini dan penipuan seperti apa yang mereka […]