syariah
published 24/08/2021 - 4 Min Read

Cerita Dima Djani Hapus Anggapan Syariah Lebih Mahal daripada Konvensional

Penetrasi keuangan syariah di kalangan masyarakat Indonesia saat ini terbilang masih sangat rendah. Hingga kuartal pertama 2021 penetrasinya masih di bawah 7% atau sekitar 6,5%. Namun, rendahnya angka penetrasi keuangan syariah ini bisa bertumbuh jika dibarengi dengan teknologi sehingga semua kalangan masyarakat bisa mengaksesnya dengan mudah. Teknologi yang mempermudah prinsip syariah sesungguhnya berpotensial memeratakan kesejahteraan bagi semua orang. 

Hal itu diungkapkan oleh CEO ALAMI Group Dima Djani pada saat bincang-bincang santai bersama Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) dalam sesi Instagram Live, Senin (23/8) lalu. Dima mengatakan sebenarnya teknologi pada sektor keuangan syariah sudah digunakan sejak lama. Hanya saja saat ini sudah lebih berkembang lagi ke dalam jenis bisnisnya. 

“Teknologi bukan sekedar penggunaan teknologi entah itu hardware atau software. Penggunaan teknologi sudah lama (di sektor keuangan), ada swift ada exchange dan lain-lain,” kata Dima. 

“Tapi yang baru dari teknologi yaitu bisnis modelnya. Yang sebelumnya nggak bisa jadi bisa, itu jadi bisa, dengan harganya yang makin lama makin rendah, semakin affordable. Dari situ ada personalization, ada segmen yang dituju dan focus on that sampai berkembang,” lanjut Dima.

Tetap Syariah dan Kompetitif

Di industri peer to peer lending, saat ini banyak sekali platform-platform yang bermunculan. Tak sedikit di antaranya adalah peer to peer lending konvensional, dan ada juga yang syariah. Namun di antara peer to peer yang syariah banyak juga yang menyasar untuk penggunaan konsumtif daripada produktif. 

Dima mengatakan, sebagai peer to peer lending syariah, ALAMI menjauhkan diri dari pembiayaan konsumtif. Sebab, prinsip dari konsumerisme jauh dari prinsip syariah dan ajaran Islam itu sendiri yang tidak dibenarkan untuk boros. 

“Banyak institusi besar yang masuk ke syariah mereka gagal paham bagaimana deliverynya prinsip Islam, jadi mereka puter-puter segala cara sehingga akhirnya keluar konsumer kredit, sedangkan di dalam Islam itu ada prinsip harus sederhana, gak boleh boros,” ungkap Dima

Lebih lanjut Dima mengungkapkan hadirnya ALAMI ingin menjadi sharia-driven atau penggerak bagi semua orang untuk tak hanya mengambil keuntungan semata tapi berbagi kesejahteraan kepada sesama. 

“Kita lebih concern ke sharia driven, ada dampaknya atau nggak, ke kemanusiaan baik atau nggak, kalau cuma nyari duit tidak melanggar syariah, tapi nantinya masyarakat jadi susah, is that what islamic finance all about? Yang Islamic kan wealth distribution, if we can not distribute wealth dan  kita maximize profit itu gagal paham namanya. Ngapain bikin startup syariah mendingan lanjut jadi bankir,” tegas Dima. 

Dima mengatakan dengan jujur, pembiayaan yang diberikan kepada para borrower atau beneficiary di ALAMI harganya lebih kompetitif dibanding P2P lain terutama yang konvensional. Hal ini kata Dima menepis anggapan jika syariah itu lebih mahal. Padahal tujuan dari pembiayaan di ALAMI adalah untuk pendistribusian kesejahteraan masyarakat lebih luas lagi dengan nilai-nilai syariah.

“Kalau dibandingkan kita lebih kompetitif daripada P2P lending konven. Di masyarakat ada anggapan kalau di syariah lebih mahal, itu nggak berlaku di ALAMI justru kita lebih murah, karena kita berhasil menjaga NPF ratenya, sehingga orang-orang percaya,” tutur Dima. 

Syariah untuk Memberdayakan Umat

Menurutnya, para funder di ALAMI cukup mengerti dengan harga yang ditawarkan kepada borrower atau beneficiary lebih murah dibandingkan dengan P2P lain. Maka dari itu, ALAMI tetap menjaga syariahnya sehingga mendapat kepercayaan dari funder maupun beneficiary. 

“Funder kita ngerti dan percaya, karena sharia is not about maximizing profit, sharia is about sharing, membantu  UKM  tumbuh, UKM terbantu dan menjadi loyal, tidak terlambat membayarkannya,” kata Dima.

Pada dasarnya prinsip syariah adalah memajukan umat atau masyarakat pada umumnya. Sehingga kesejahteraan bisa hadir. Bisa disimpulkan bahwa industri keuangan syariah tak melulu soal mendapatkan profit atau keuntungan yang besar, tetapi memberikan dampak yang positif bagi semua orang. 

Dengan Syariah Meraih Penghargaan

Dima bercerita bagaimana ALAMI sebagai platform Peer to Peer Lending Syariah mendapatkan penghargaan dua sekaligus dari The Asset, Triple A, sebuah institusi penilai lembaga keuangan di Asia Pasifik. 

“Contohnya kita P2P yang fokusnya di UKM, sampai sekarang Alhamdulillah kita menjadi market leaders. Kita menerima Award dari The Asset di mana semua bank besar pitching untuk mendapatkan award The Asset Asia Pacific ini. Kita menang sebagai Best Islamic Fintech Lending Company di dunia, dan Best P2P Lending Company di Indonesia. Kita rasa sudah fokus ke situ,” ungkap Dima. 

ALAMI Ekspansi ke Hijra Bank

Setelah menjadi market leader di industri peer to peer lending, seperti yang sudah diketahui sebelumnya ALAMI mengakuisisi sebuah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Jakarta yang kemudian diberi sentuhan dengan teknologi. Hadirlah Hijra Bank, bank digital syariah dari ALAMI Group. Akuisisi BPRS menjadi Hijra Bank ini merupakan bagian dari memfasilitasi pengguna di ALAMI untuk melakukan transaksi dengan aman nyaman dan tanpa riba. 

“Kita alhamdulllah ada 70 ribu user. Mereka sudah nyaman dengan apps ALAMI mereka ingin bertransaksi transfer dan menabung, kita harus provide banking services kalau gini,” jelas Dima.

Digitalisasi BPRS ini pun kata Dima sejalan dengan tujuan OJK. Sebab, sebab saat ini BPR maupun BPRS berada di tengah himpitan pelaku P2P dan Bank Umum atau Bank Syariah. Maka dari itu BPR dan BPRS perlu diberi sentuhan teknologi agar bisa tetap jalan dan eksis. Dima yakin hadirnya Hijra Bank di tengah-tengah bank digital lainnya yang masih bersistem konvensional bisa bersaing dan mendapatkan kepercayaan dari nasabah. 

Dengan prinsip dan nilai-nilai syariah seperti yang telah disebutkan di atas, Dima yakin syariah dapat sejajar bahkan unggul dibandingkan dengan industri keuangan konvensional. Seperti pengalaman yang ada di ALAMI bahwa syariah itu tidak harus mahal, tetapi bisa memberikan dampak nyata bagi semua orang. 

Hadirnya P2P Funding Syariah dari ALAMI akan memberi dampak positif bagi semua orang, baik itu untuk UMKM yang sedang membutuhkan pembiayaan dalam menjalankan bisnisnya, juga bagi kamu yang sedang ingin mengembangkan keuangan dan asetnya untuk masa depan.

Raih ujrah atau imbal hasil setara dengan 14-16% pa dari pengembangan dana di ALAMI P2P Funding Syariah dengan ikut pendanaan yang berdampak. Unduh aplikasinya di

P2P
P2P

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments