Halima Aden: Cerita Kerja Keras dan Hijrah Finansialnya
published 22/12/2020 - 4 Min Read

Halima Aden: 3 Babak Cerita Kerja Keras dan Hijrah Finansialnya

Bulan November 2020 lalu, Halima Aden membuat pengumuman besar lewat akun media sosialnya. Siapa Halima Aden dan apa pengumumannya? Yuk, simak lebih lanjut!

Cerita Halima Aden Part 1: Mengungsi ke Amerika Serikat dari Kamp Pengungsian di Kenya

Halima Aden tiba di negara bagian Minnesota di Amerika Serikat sebagai seorang pengungsi ketika terjadi perang sipil Somalia. Lahir di tahun 1997 dari keluarga serba terbatas di pengungsian Kakuma, Kenya, dan dari budaya Somalia dimana anak-anak terbiasa membantu orangtuanya, Halima sudah terbiasa bekerja keras mencari uang sejak usia dini.

Di usia 10 tahun, ia mengepang rambut anak-anak dengan harga $10 dan orang dewasa dengan harga $20 untuk bisa membayar biaya jalan-jalan ke luar kota bersama teman-teman sekolahnya atau untuk membeli baju Lebaran baru.

Di usia 16 tahun, ketika ia akhirnya bisa mengambil pekerjaan secara legal, ia memutuskan mengambil dua pekerjaan – sebelum sekolah dan sesudahnya. Bekerja di rumah sakit lokal, ia mengambil shift dari pukul 5 sampai 7 pagi, kemudian pergi sekolah pukul 8 pagi, dan lanjut bekerja lagi dari pukul 3 sore sampai pukul 11.30 malam. Teman-temannya di masa sekolah masih ingat bagaimana Halima sering datang ke sekolah dengan mata merah karena kurang tidur.

Hebatnya lagi, bakatnya untuk menjadi terkenal sudah terlihat sejak SMA. Ia tidak mengorbankan aktivitas kurikulernya dan masih aktif di beberapa kegiatan seperti klub pidato dan kompetisi persidangan (mock-trial), bahkan sampai merebut gelar Homecoming Queen di tahun terakhirnya.

Halima belajar bekerja keras dari ibunya, yang dilihatnya sering sibuk melakukan berbagai aktivitas kerja bahkan ketika mereka masih di kamp pengungsian, mulai dari menjaga kios tomat sampai berjualan dupa.

Walaupun sudah bekerja keras, Halima tidak pernah menghambur-hamburkan uangnya. Selain untuk membantu ibunya melunasi cicilan rumah di Amerika Serikat, ia juga harus mengirimkan uang kepada sanak saudara di Somalia dan harus menabung untuk membeli mobilnya sendiri.

Cerita Halima Aden Part 2: Menjadi Fashion Model Top Global

Di usia 19 tahun, ia memenangkan perlombaan Miss Minnesota USA dan menjadi perempuan pertama yang mengenakan hijab dan burkini dalam perlombaan tersebut. Kemenangannya itu membuat Halima jadi sebuah nama besar di dunia modelling. Ia memulai debutnya di runway sebagai model dari fashion show Tommy Hilfiger dan menjadi perempuan berhijab pertama yang menjadi model sampul Sports Illustrated Swimsuit Issue.

Halima Aden: Cerita Kerja Keras dan Hijrah Finansialnya

Diwakili oleh IMG Models, agensi model ternama yang juga mewakili Gigi dan Bella Hadid, Cara Delevigne dan Hayley Baldwin-Bieber, ia menghiasi cover majalah fashion dan kecantikan global seperti Vogue dan Allure, dan juga menjadi model di kampanye merek-merek seperti Fenty dari Rihana dan Yeezy dari Kanye West.

Namun setelah 4 tahun berkutat di dunia modelling, akhir tahun 2020 Halima Aden membuka pengalamannya yang harus mengorbankan prinsip Islami di dunia fashion dan mengumumkan bahwa ia tidak akan menerima pekerjaan yang membuatnya harus mengompromikan prinsipnya sebagai seorang hijaber.

Halima menceritakan bahwa sejak awal, ia selalu berbicara tentang prinsipnya. Ketika pertama kali bergabung dengan IMG Models, ia menyatakan bahwa ada prinsip-prinsip yang harus dipegangnya untuk menjadi model, khususnya dalam permasalahan pakaian.

Walaupun begitu, dalam perjalanannya, Halima sering menemukan bahwa permintaannya itu tidak digubris dan ia tetap harus mengikuti berbagai permintaan yang tidak sewajarnya.

Ia pernah harus memakai celana jeans untuk di-styling sebagai hijab di kepalanya. “Padahal saya saja sehari-hari bahkan tidak pernah pakai jins untuk kaki saya,” ujarnya.

Ia juga mengomentari suatu kampanye iklan dimana ia harus memakai hijab kristal, memakai penutup kepala tapi bukan hijab, atau ketika ia harus memperlihatkan lehernya untuk mempromosikan sebuah kalung.

Halima merasa, industri fashion saat ini masih kekurangan pengarah gaya Muslim, sehingga perspektif yang diberikan masih sangat tidak sesuai dengan kebutuhan perempuan Muslim. Namun, ia juga mengakui kesalahannya yang tidak bisa menolak walaupun sudah merasa tidak enak.

“I was so desperate back then for any “representation”, that I lost touch with who I am,” ujarnya, mengakui alasannya menerima pekerjaannya tersebut adalah supaya ia bisa merepresentasikan image perempuan berhijab di panggung fashion global. Namun, karena keinginan yang terlalu kuat tersebut, ia sampai mengorbankan jati dirinya yang sesungguhnya, sebagai seorang perempuan Muslim yang mempunyai standar dan etika tertentu.

Cerita Halima Aden Part 3: Hijrah Finansial Menolak Pekerjaan Tidak Sesuai Prinsip

Sang ibundalah yang menjadi inspirasi Halima untuk lebih mampu memilah-milah lagi pekerjaannya.

Sebenarnya, sejak dulu ibunda Halima Aden sering memintanya untuk berhenti menjadi model. Namun, Halima sendiri baru berpikir ulang setelah COVID-19 tiba dan ia bisa mengambil jarak sejenak dengan kesibukan-kesibukannya. Sebelumnya, ia selalu keras kepala dan defensif jika diajak bicara oleh ibunya. Setelah ia berpikir ulang itulah, ia akhirnya menyadari bahwa ia memang seringkali harus melakukan sesuatu yang tidak sesuai hati nuraninya. Akhirnya, muncullah postingan di sosial medianya tentang protesnya untuk industri fashion global. Postingannya ini mendapatkan dukungan dari nama-nama besar lainnya seperti Gigi Hadid dan Rihanna.

Sebagai penutup konten protesnya tersebut, ia menunjukkan foto dirinya memakai hijab yang menutupi dada dan lehernya dengan rapi, dan mengatakan bahwa ia hanya akan menerima pekerjaan yang mengizinkannya untuk memakai konsep hijab yang sesuai dengan prinsip agamanya. Wow!

Untuk Halima si cantik yang pekerja keras, semoga lapangan pekerjaan yang lebih sesuai dengan hati nuraninya segera terbuka lebar, ya.

Yuk, lakukan hijrah finansial melalui pendanaan untuk UKM dengan prinsip syariah dan didukung proses yang nyaman, aman, dan efisien dengan teknologi. Platform peer-to-peer financing syariah ALAMI mempertemukan UKM dengan pemberi pendana. Teknologi kami menganalisa ratusan data untuk menghasilkan pembiayaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.

ALAMI juga telah meluncurkan ALAMI Android Mobile App. Klik link ini untuk install ALAMI Mobile App sekarang!

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Habibi nurfahmi
3 years ago

Iya saya akan mengikuti caranya