risiko bisnis
published 31/01/2022 - 4 Min Read

Kenali Mitigasi Risiko Bisnis Menurut Kaidah Syariah

Risiko bisnis atau usaha adalah sesuatu yang pasti dan akan dihadapi oleh siapa pun yang ingin membuka usaha. Namun, untuk menghindari risiko tersebut, seseorang yang sedang atau akan memulai usaha harus menghindari atau meminimalisir risiko tersebut. Ibarat sebuah kehidupan, bisnis merupakan perjuangan yang harus dijalani dengan berbagai macam cobaan di dalamnya. Cobaan itulah yang disebut dengan risiko. 

Untuk mengulik lebih dalam tentang risiko inilah beberapa waktu lalu ALAMI menggelar IG LIVE Bincang Keuangan Syariah dengan judul “Risiko dalam Bisnis Sesuai Kaidah Keuangan Syariah” yang disampaikan oleh pemateri Sharia Compliance Manager ALAMI Group, Ustadz Zuel Fahmi Musa. 

Sebelum memasuki penjelasan mengenai risiko dalam bisnis, Ustadz Zuel menerangkan secara umum bahwa di dalam hidup ini semua memiliki risikonya masing-masing. Hal ini telah dijelaskan Allah SWT dalam QS Al Baqarah ayat 155, 

وَلَـنَبۡلُوَنَّكُمۡ بِشَىۡءٍ مِّنَ الۡخَـوۡفِ وَالۡجُـوۡعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ الۡاَمۡوَالِ وَالۡاَنۡفُسِ وَالثَّمَرٰتِؕ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيۡنَۙ

Wa lanablu wannakum bishai’im minal khawfi waljuu’i wa naqsim minal amwaali wal anfusi was samaraat; wa bashshiris saabiriin

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”.

“Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa ketika hidup di dunia, ketika ruh masih di dalam jasad, sudah pasti kita memiliki risiko. Pertama risiko ketakutan itu ada, kedua ada risiko kelaparan, ketiga risiko kekurangan harta, keempat risiko takut kekurangan jiwa artinya takut mati, dan kelima risiko takut kekurangan buah-buahan,” kata Ustaz Zuel.

“Ketika hidup ini ada risiko. Manusia akan merasakan risiko kematian. Ini risiko terbesar.  Kematian ini risiko melekat, semua manusia akan mati,” jelasnya.

Oleh karena itu risiko terbesar dalam hidup manusia adalah masuk neraka, dan keuntungan terbesar manusia adalah masuk surga. Maka dari itu untuk memitigasi risiko teburuk dalam hidup manusia adalah melakukan amal ibadah dan menjauhi kemaksiatan agar terhindar dari api neraka. 

Begitu pun dalam berbisnis yang sesuai dengan syariah, memitigasi risiko kata Ustaz Zuel adalah sebuah kewajiban.  

Risiko Bisnis Menurut Islam

Dalam Islam risiko bisnis sudah melekat dan menjadi karakteristik berbisnis atau berwirausaha. Ustaz Zuel menyebut risiko dalam bisnis adalah sunnatullah, atau bagian dari ketentuan alam yang ditetapkan oleh Allah SWT. Sebab tidak ada yang menjamin suatu usaha tanpa risiko sedikit pun. 

“Satu -satunya usaha yang pasti untung adalah perniagaan kita kepada Allah SWT,” terang Ustadz Zuel. 

“Karena risiko suatu yang pasti, sementara keuntungan tidak pasti maka Allah menjelaskan di dalam QS Luqman ayat 34,” lanjut Ustadz Zuel. 

اِنَّ اللّٰهَ عِنۡدَهٗ عِلۡمُ السَّاعَةِ‌ ۚ وَيُنَزِّلُ الۡغَيۡثَ‌ ۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِى الۡاَرۡحَامِ‌ ؕ وَمَا تَدۡرِىۡ نَفۡسٌ مَّاذَا تَكۡسِبُ غَدًا‌ ؕ وَّمَا تَدۡرِىۡ نَـفۡسٌۢ بِاَىِّ اَرۡضٍ تَمُوۡتُ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ

Innal laaha ‘indahuu ‘ilmus saa’ati wa yunazzilul ghaisa wa ya’lamu maa fil arhaami wa maa tadrii nafsum maazaa takisbu ghadaa; wa maa tadrii nafsum bi ayyi ardin tamuut; innal laaha ‘Aliimun Khabiir

“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal,”.

Bagaimana kita sebagai seorang Muslim menghadapi ketidak pastian, untuk bisa memitigasi risiko terutama di dalam bisnis?

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, ketidakpastian itu sunatullah maka Islam mengajarkan untuk memitigasi risiko yang akan terjadi. Maka dari itu mitigasi yang sesuai dengan Islam dalam menghindari risiko bisnis adalah dengan persiapan yang matang dan modal yang cukup.

Seperti yang dijelaskan Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 18

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلۡتَـنۡظُرۡ نَـفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ‌ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ

Yaaa ayyuhal laziina aamanut taqul laa; waltanzur nafsum maa qaddamat lighadiw wattaqual laah; innal laaha khabiirum bimaa ta’maluun

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan,” .

Ayat ini mengajarkan kita bahwa setiap tindak tanduk kita harus melalui perencanaan. Dengan kata lain, kalau kita ingin melakukan investasi atau ingin usaha maka lakukan perencanaan itu sesuatu yang akan datang. 

“Jangan sampai kita melakukan sesuatu asal modal nekat tanpa perencanaan matang dan mitigasi risiko yang kuat,” jelas Ustaz Zuel. 

Risiko bisnis adalah sebuah keniscayaan, maka dalam Islam mengajarkan mitigasi risiko harus yang halal dan baik dan tidak melanggar aturan sesuai syariah.

“Di dalam ada kaidah ushul fiqh mengatakan dalam usaha mencapai keuntungan itu harus dilakukan mitigasi risiko, maka mitigasi risiko adalah kewajiban. Kalau tujuan suatu usaha itu adalah keuntungan maka untuk mendapatkan keuntungan itu harus dengan mitigasi risiko, mitigasi risiko itu adalah kewajiban,” kata Ustaz Zuel.

Berbisnis menurut kaidah syariat Islam pun mengajarkan agar tidak melakukan bisnis yang membahayakan. Baik itu membahayakan diri sendiri dan juga orang lain, dalam hal ini partner berbisnis. Hal ini juga yang menjadi bagian mitigasi risiko bisnis. 

“Islam mengajarkan kita untuk tidak membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain,” kata Ustadz Zuel

Ustadz Zuel menjelaskan, jika berbisnis tanpa melakukan mitigasi risiko, maka hal tersebut bisa menyebabkan kerugian, baik dalam hal finansial, jiwa dan lainnya untuk diri sendiri atau orang lain. 

Perbedaan Mitigasi Risiko Bisnis dan Spekulasi

Meski risiko bisnis itu pasti akan datang, tapi kedatangannya belum bisa diketahui kapan dan bagaimana. Hal yang dibolehkan dalam syariat Islam hanyalah mitigasi risiko bisnis. 

Lalu apakah mengantisipasi risiko bisnis sama dengan berspekulasi ?

Risiko lazimnya diperbolehkan, sedangkan spekulasi itu terlarang karena bentuknya ada unsur kezaliman. 

“Kalau spekulatif untung-untungan ada maysir seperti judi,” terang Ustadz Zuel. 

Memang hampir sama risiko dan spekulasi tapi sebetulnya berbeda. Menurut Ibnu Taimiyah, namanya risiko ada dua, risiko dalam berdagang itu dibolehkan scara syariah. Risiko yang kedua adalah risiko untung-untungan, yaitu judi. 

Salah satu contoh spekulasi yang diharamkan menurut syariat Islam kata Ustadz Zuel adalah bermain “saham gorengan”. Seseorang yang bermain “saham gorengan” ini berspekulasi suatu saham tertentu akan naik di kemudian hari. Padahal dari portofolio sahamnya belum menunjukkan hasil yang baik.

Itulah sedikit ringkasan Bincang Ekonomi Syariah bersama Ustaz Zuel. Untuk lebih lengkapnya kamu bisa ikut video IG live di profil instagram ALAMI, atau kamu bisa menontonnya melalui tautan berikut ini!

Ingin belajar tentang topik lainnya dari webinar ALAMI? Tenang, di bulan Februari ini kamu bisa ikutan “Funders Guide Webinar: Bangun Pendapatan Pasifmu dengan Mendanai di ALAMI”. Silakan daftarkan dirimu di link berikut alami.id/DaftarFGW2

Setelah mengetahui bagaimana risiko berbisnis dan memitigasinya sesuai dengan kaidah syariah, tidak ada salahnya untuk mencoba investasi dengan risiko yang relatif ringan, yakni di platform P2P Funding Syariah ALAMI. 
Yuk segera unduh aplikasinya di Playstore atau Appstore dengan klik tombol di bawah ini!

ALAMI P2P Lending Syariah
ALAMI P2P Lending Syariah

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments