Ini 7 Kebiasaan Keuangan Buruk Yang Harus Kamu Tangani
published 14/07/2020 - 6 Min Read

Ini 7 Kebiasaan Keuangan Buruk Yang Harus Kamu Tangani

Bad financial habits. Hmm, who doesn’t have them? Not me. Tapi jangan sedih, ya. Kalau ada penyakit, pasti ada obatnya. Begitupun untuk kebiasaan keuangan kita yang buruk. Kalau kita benar-benar ingin berubah, pasti ada jalannya. Kenapa kita harus ubah? Well, suatu saat, kalau kamu pelihara terus, kebiasaan keuangan buruk ini akan membuat hidup kamu lebih sulit dari yang seharusnya. Padahal, ini adalah salah satu hal yang seharusnya bisa kamu kontrol dan atur untuk kebaikan kamu sendiri.

With so many things now outside our control, we’d feel more settled and secure if we take care of anything that we can actually control.

Penggunaan Kartu Kredit yang Tidak Terukur

7 kebiasaan keuangan buruk yang harus kamu tangani
Pic source: @nina_p_v via Twenty20

Apakah kamu memperlakukan kartu kredit kamu sebagai uang tambahan? Sering membayar kartu kredit dengan jumlah pembayaran minimal, karena kamu nggak bisa bayar seluruhnya dalam 1 bulan tanpa mengurangi uang makan kamu? Ini saat yang tepat untuk berhenti melakukan kebiasaan buruk keuangan yang satu ini. Caranya?

Ukur kemampuan kamu untuk membayar. Jika kamu tidak bisa membayarnya dengan penuh di saat tagihan tiba, maka jumlah yang kamu habiskan terlalu banyak di bulan sebelumnya. Pastikan kamu hanya menggunakan kartu kredit dengan jumlah yang bisa kamu bayar penuh dengan pendapatan kamu. It’s better that way, karena kalau tidak, kamu akan terkena interests.

Tentu saja, ada cara yang lebih baik lagi. Berhenti gunakan kartu kredit sama sekali.

Terus gimana kalau misalnya kita sering belanja online dengan PayPal? Sambungkan PayPal kamu dengan kartu debit, atau gunakan ewallet sebagai salah satu alternatif pembayaran yang sudah bisa diterima di banyak situs.

BTW….Bicara tentang sering belanja online….

Mengisi Kekosongan dengan Belanja

Ini 7 kebiasaan keuangan buruk yang harus kamu tangani
Pic source: @nina_p_v via Twenty20

Ini juga adalah salah satu kebiasaan keuangan buruk yang harus kamu tangani segera!

Riset dan sains sudah membuktikan bahwa dengan berbelanja, kita akan memancing keluarnya hormon di otak yang membuat kita bahagia. Hahaha, like we need science to tell us that. Kita sudah tahu sendiri dari pengalaman, betapa addictive-nya perasaan bahagia yang muncul dari berbelanja tersebut.

But some people take it to the next level. Gawatnya, kadang perbuatan ini terjadi begitu otomatis tanpa kesadaran. Ketika terasa bosan, sedih, kangen, ataupun dalam rangka “merayakan” sesuatu, kamu langsung otomatis berbelanja untuk mencari barang-barang yang menurut kamu bisa buat kamu “happy”. Tanpa disadari, kamu sudah menghabiskan Rp1 juta untuk belanja hal-hal yang sebenarnya nggak kamu butuhkan. Ooops. Weekend tiba, dan kamu juga tiba-tiba menghabiskan ratusan ribu untuk beli snacks dan minuman. Apakah kamu salah satu pelanggan “retail therapy” ini?

Mungkin kamu bisa mempertimbangkan terapi “Spending Fastinstead. Puasa belanja ini bertujuan melepaskan keterikatan kamu dengan perasaan bahagia ketika belanja, dan ketergantungan kamu terhadap pola konsumtif yang biasa kamu jalankan. Caranya gimana?

Tentukan batas waktu yang kamu inginkan, misalnya 40 hari, 3 bulan, atau 6 bulan. Tentukan harapan dan niat kamu di awal, misalnya ingin meningkatkan tabungan bulanan menjadi 2 kali lipat dan meningkatkan tabungan dana darurat sebesar 50%.

Kemudian, catat semua pengeluaran yang boleh kamu belanjakan. Catat disini hanya semua hal yang esensial. Misalnya, utang, cicilan, makan, pulsa, tagihan listrik dan air, dan sebagainya. Kemudian, catat semua hal yang sering bikin pengeluaran kamu bocor. Pastikan bahwa kamu puasa belanja hal-hal tersebut selama waktu yang telah ditentukan.

Bagaimana kalau ternyata ada yang orang yang mau traktir kamu untuk hal tersebut? Bilang kepada dia untuk tidak melakukannya dulu, karena kamu sedang berusaha melepaskan keterikatan terhadap barang tersebut.

Selama terapi puasa belanja, kamu juga harus menjauhi melakukan segala hal yang bisa membawa kamu untuk belanja barang-barang tersebut. Jadi, nggak ada cek website shopping online atau lihat-lihat akun Instagram yang menggoda, ya!

Satu lagi, jangan lupa temukan bahagia di tempat selain perilaku konsumtif kamu. Bisakah kamu cek-cek konten di YouTube yang bikin happy instead? Dengerin podcast gratis di Spotify, mungkin?

If all else fails, just take a nap, atau “rebahan”. Works every time! 😀

Tergoda Decoy Effect dalam Pemasaran Produk & Jasa  

Ini 7 Kebiasaan Keuangan Buruk Yang Harus Kamu Tangani
Pic source: Klientboost.com

Decoy effect adalah sebuah teknik psikologi yang berkaitan erat dengan dunia pemasaran. Efek tersebut diterapkan dengan cara memasukkan pilihan harga ketiga yang akan membuat orang memilih pilihan harga yang paling mahal, yang jika tanpa pilihan harga ketiga tersebut, orang biasanya akan banyak memilih harga yang lebih murah.

Teknik ini terus diterapkan oleh tim pemasaran. Contoh yang paling gampang tentunya harga subscription konten digital misalnya. Dampaknya cukup efektif untuk meningkatkan omset penjualan karena membuat kamu merasa bahwa kamu sudah memilih harga yang paling oke, karena nilai yang kamu dapatkan juga worth it dan memberikan paling banyak value.

Hati-hati ketika kamu menghadapi pilihan dengan tiga harga ya. Coba perhatikan benar-benar apakah kamu butuh semuanya di harga termahal tersebut? Atau sebenarnya kamu sudah bisa memenuhi kebutuhan kamu dengan harga di paling murah? Yuk, terapkan pola kritis untuk pengeluaran diri kamu sendiri.

Malas Berencana

Ini 7 Kebiasaan Keuangan Buruk Yang Harus Kamu Tangani
Pic source: @sassandfrassphoto via Twenty20

Life rewards the planners. Itu bisa jadi slogan hidup kamu mulai dari sekarang. Soalnya, banyak banget bisnis yang akan menjual ke kamu dengan harga yang lebih murah kalau misalnya kamu siap untuk book ahead. Masih ingat suatu masa silam di waktu kita masih bisa jalan-jalan dan naik pesawat dengan bebas? Yes, hotel dan pesawat biasanya memberi kita harga yang lumayan menghemat pengeluaran banget kalau misalnya kita mau pesan dari jauh-jauh hari.

Mulai dari sekarang, yuk biasakan rencanakan semua pengeluaran yang akan kamu perlu keluarkan dalam sebulan ke depan. Baik untuk makan sehari-hari, transportasi (udah banyak skema berlangganan yang disediakan oleh kendaraan ojek dan mobil online kan?), sampai budget webinar. Dengan punya rencana, kamu akan lebih tahan terhadap godaan spontan yang tiba-tiba muncul. Setiap kali kamu tergoda, kamu bisa argumen balik, “wait, we didn’t plan for that!”

Pelihara Hobi yang Menggerus Dompet

Ini 7 Kebiasaan Keuangan Buruk Yang Harus Kamu Tangani
Pic source: @sitthiphong via Twenty20

Siapa yang suka nonton film dan serial TV? Ini juga adalah salah satu hobi Mina. Saking hobinya, pernah suatu waktu Mina subscribe ke semua penyedia streaming service yang bisa diakses di Indonesia. Untungnya, Mina cepat-cepat insyaf karena merasa perbuatan tersebut adalah suatu hal yang berlebih-lebihan. Mina mulai mengevaluasi mana penyedia yang paling disukai dan segera membatasi bahwa dalam satu waktu, hanya akan berlangganan satu streaming service yang paling memberikan konten menarik.

Kadang, kesukaan kita terhadap sesuatu membuat kita mengeluarkan uang yang nggak wajar. Smokers know that. Bahkan ketika kita terasa bokek, kita tetap menyediakan anggaran untuk beli rokok, dengan segala amunisi justifikasinya. Begitu juga dengan para pehobi lainnya yang suka mengoleksi barang-barang tertentu. Sneakers, misalnya?  

What’s the antidote? Moderation. Pernah nggak sih ketawa terus sampai tersedak atau batuk-batuk? Perumpaannya kurang lebih seperti itu. Sesuatu yang menyenangkan bisa bikin kita nggak nyaman kalau nggak pandai ngerem dan moderasi. Yakini, bahwa kamu bisa tetap bahagia walaupun dengan jumlah yang sedikit untuk barang tersebut dalam satu waktu.

Kalau jenis produknya sesuai, dan kamu tidak keberatan untuk melepaskannya, kamu bisa juga menjual barang-barang yang sudah kamu koleksi, dan terapkan aturan, “kalau ada yang kita beli, mesti ada juga yang kita jual.”

Lupa Tanya Saran atau Membandingkan Harga

Ini 7 Kebiasaan Keuangan Buruk Yang Harus Kamu Tangani
Pic source: @galinkazhi via Twenty20

Ada satu kebiasaan Mina waktu masih kuliah dulu, yaitu beli barang tanpa tanya saran dari teman. Sampai akhirnya ada seorang teman yang menegur ketika melihat kualitas laptop yang Mina beli. “Kenapa beli laptop ini? Kenapa nggak ngobrol dulu ke gue kalau mau beli laptop?”

Independence, and the desire to be independent, is a beautiful thing. Tapi jangan sampai keinginan kita untuk mandiri membuat kita merasa nggak enak untuk tanya saran dari teman. Kalau tetap nggak enak dan segan bertanya, setidaknya pastikan kita cek perbandingan harga online sebelum melakukan pembelian apapun. Minimal, coba riset di forum-forum barang terkait tentang harga terbaik yang bisa kamu dapatkan.

Of course, sekarang Mina sudah belajar dari kesalahan tersebut dan lebih hati-hati dalam membeli barang.

Ada yang seperti Mina ini? Yuk, mulai diubah kebiasaannya!

Lupa Sama yang Lebih Membutuhkan

Ini 7 Kebiasaan Keuangan Buruk Yang Harus Kamu Tangani
Pic source: @galinkazhi via Twenty20

Terakhir, Mina akan mengingatkan kamu akan hal ini: If you always give, you’ll always have enough. Yuk, sering-sering buka mata dan sadari banyaknya pemberian Tuhan yang sudah kita nikmati. Waktunya untuk lebih perhatian dan berbagi kepada mereka yang lebih membutuhkan, dan daftar orang yang lebih membutuhkan dari kita panjang banget, apalagi di saat seperti ini. Let’s do this!

Platform peer-to-peer financing syariah ALAMI mempertemukan UKM dengan pemberi pembiayaan. Teknologi kami menganalisa ratusan data untuk menghasilkan pembiayaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments