cara menghitung modal usaha
published 10/09/2021 - 4 Min Read

Cara Menghitung Modal Usaha bagi Pebisnis Pemula

Dalam memulai suatu usaha hal pertama yang menjadi perhatian adalah modal. Sederhananya, modal ini dapat didefinisikan sebagai investasi usaha yang dikeluarkan di awal dan dipakai dalam jangka waktu panjang untuk menjalankan serta mengembangkan usaha. 

Seberapa besarkah sebenarnya modal yang kamu butuhkan dalam merintis usaha? Cukup tidak modal yang saat ini kamu miliki untuk membuka bisnis atau usaha? modal yang saat ini  kamu miliki untuk membuka bisnis atau usaha? Untuk itu perlu dihitung dengan cermat modal agar usahamu bisa berjalan. Bagi kamu seorang pebisnis pemula perlu mengetahui bagaimana cara menghitung modal usaha dengan benar, agar bisnismu bisa kembali modal atau bahkan mendapatkan profit yang besar. 

Secara umum modal usaha dibagi dua yakni:

1. Capital Expenses

Modal yang digunakan untuk pengadaan fixed asset, seperti pembelian peralatan usaha, pengadaan kendaraan, dan perlengkapan kantor. Intinya adalah penggunaan barang dengan masa pakai yang lama.

2. Operasional Expenses

Modal yang digunakan untuk operasional usaha, seperti biaya listrik, biaya telepon, gaji karyawan, sewa tempat dll. Operational expenses ini bersifat berkala sehingga anda perlu membuat anggaran biaya dalam satu periode tertentu untuk kebutuhan yang sama.

Selain 2 jenis modal di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah modal usaha yang digunakan untuk stok. Besarnya modal yang dibutuhkan untuk stok dibuat berdasarkan target omset dalam satu bulan dan jumlah perputaran stok yang diperlukan untuk mencapai omzet dalam satu bulan.

Cara Menghitung Modal Usaha berdasarkan Jenisnya

Modal Usaha = Pengadaan Asset + Barang Kulakan + Operasional Bulanan

Dikutip dari sejumlah website akuntansi, cara menghitung modal usaha terbagi dalam 3 jenis yakni Modal Pengadaan Barang Aset (Modal Investasi), Modal Barang Dagangan (Modal Kerja), dan Modal Operasional Bulanan. 

  1. Modal Pengadaan Barang Asset (Modal Investasi)

Modal investasi adalah modal pada pengadaan barang untuk kebutuhan jangka panjang. Misalnya membeli atau menyewa gedung, beli alat produksi dan sebagainya. Biasanya barang dalam kategori ini punya masa pemakaian lama dan perlu dihitung juga penyusutannya dari waktu ke waktu.

Contoh : 

Kamu akan memulai usaha konveksi baju dengan membeli alat produksi berupa: 

Asset Biaya

Mesin Jahit – merek Butterfly Rp 1.000.000

Subtotal Asset                    Rp 1.000.000

  1. Modal Barang Dagangan (Modal Kerja)

Inilah yang biasa disebut barang kulakan atau bahan baku yang diolah. Kamu akan menemukan barang ini pada supplier.

Contoh : 

Barang Dagangan/ Produksi Biaya

Belanja bahan baku, kain dan benang untuk 20 baju @ Rp 50.000 Rp 1.000.000

Subtotal Modal Kerja Rp 1.000.000

  1. Modal Operasional Bulanan (Biaya SDM + Akomodasi)

Operasional adalah konsekuensi dari laba usaha. Modal agar bertambah atau menjadi laba maka perlu ada kegiatan usaha seperti produksi atau berjualan 

Contoh : 

Gaji penjahit         Rp 200.000

Listrik + Air         Rp 200.000

Konsumsi         Rp 100.000

Subtotal Asset :        Rp 500.000

Jadi, total Modal awal Usaha kamu adalah    Rp 1.000.000 + Rp 1.000.000 + Rp 500.000 = Rp 2.500.000

Namun, jarang sekali suatu usaha hanya akan diawali dengan satu bulan saja. Seringkali uji coba bisnis kecil dimulai dari operasional  3 bulan pertama dulu, namun ini tetaplah opsional sesuai dengan keinginan kamu sebagai pemilik usaha.

Misal, modal usaha selama 3 bulan pertama, maka akan dihitung beban operasionalnya saja selama 3 bulan lamanya .  Bahan baku boleh bervariasi tetap atau bertambah.

Modal Awal 3 Bulan = Rp 1.000.000 + Rp1.000.000 + ( 3 * 500.000) =  Rp 3.500.000

Cara Menghitung Modal Usaha Balik

Setelah beberapa waktu usaha kamu berjalan, ada dua hal yang akan kamu pikirkan, yakni profit dan balik modal. Namun, sebelum memikirkan atau menghitung profit atau keuntungan sebaiknya kamu hitung dahulu apakah usaha yang kamu jalankan ini balik modal atau tidak. Jika usaha dijalankan selama ini tidak kembali modal, bisa dibilang usahamu mengalami kerugian. 

Rumus Balik Modal Usaha:

Rumus balik modal usaha ada 2, yakni dalam bentuk jumlah barang dan dalam bentuk uang tunai. Untuk rumusnya agak sedikit rumit, tapi mari kita bahas dengan contohnya!

Misal, modal yang akan kamu tanam sebesar Rp 1.000.000.

Bagaimana cara kamu bisa menumbuhkan modal kamu sehingga bertambah atau menjadi profit ? Tentu saja dengan berjualan.

Bayangkan kamu akan menjual pakaian dan biaya tetap yang direncanakan sebesar Rp 300.000.

Perkiraan Pengeluaran Produksi

Lakukan dengan rumus:

HPP atau harga pokok produksi, misalnya

Modal = Rp  1.000.000 ,

Cara Menghitung Modal Usaha

Perkiraan produksi barang = 20 buah

Perhitungan Laba Barang

Laba berapa yang diinginkan =  20%  x HPP

Laba=20%×HPPLaba=20%×50.000=10.000

Harga jual = 50.000 + 10.000 = 60.000 / buah

Perhitungan BEP (Break Even Point)

Break Even Point adalah titik di mana jumlah pengeluaran sama dengan jumlah pendapatan. Begini cara menghitungnya! Dengan menggunakan rumus BEP yang ada di atas, berikut ini hasil perhitungan balik modal

Jadi, jumlah minimal barang terjual agar impas dengan operasional bulanan kamu adalah sebanyak 30 buah. Untuk mencapai profit usaha kamu harus menjual lebih dari 30 buah. Bagi yang masih pemula, menghitungnya mungkin terasa agak menyulitkan. Namun, jika sudah terbiasa dijamin akan sangat mudah menghitungnya.

Itulah cara menghitung modal usaha yang sederhana. Semoga bisa membantu kamu yang akan memulai usahanya dari awal!

Setelah usahamu sudah jadi dan mulai berkembang, amankan serta kembangkan aset dan dananya lebih besar lagi di P2P Funding Syariah dari ALAMI. Dapatkan ujrah atau imbal hasil setara dengan 14-16% pa. Undung aplikasinya di

ALAMI P2P Funding Syariah
ALAMI P2P Funding Syariah

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Cara menghitung modal usaha […]