published 20/05/2020 - 9 Min Read

Simak 7 Pelajaran Ketangguhan Hidup dan Bisnis dari Itaewon Class

Pelajaran hidup dari Itaewon Class

Hands up untuk semua yang sudah selesai nonton Itaewon Class di Netflix? Drama Korea yang satu ini selesai tayang di Korea Selatan akhir Maret 2020, ketika dunia menghadapi drama pandemi COVID-19. Itaewon Class bisa dibilang hadir di saat yang tepat karena kita lagi butuh inspirasi banget untuk bisa lebih tangguh menghadapi berbagai kesulitan. Dari karya seni berbentuk cerita seperti Itaewon Class, kita bisa mengambil banyak banget pelajaran tentang kehidupan.

Samir Mahmoud, salah seorang dosen di Cambridge Muslim College, menyatakan bahwa Al-Quran sendiri bahkan menggunakan perangkat cerita atau kisah sebagai cara kita menarik pelajaran. Hampir sepertiga dari isi Al-Qur’an adalah cerita kisah-kisah orang terdahulu.

Dalam QS Al-Kahfi, Allah menyebut kisah dengan istilah “qasas”. Dari kata tersebut, terbentuk kata “naqusu” yang berarti “mengikuti jejak” atau “menjadi bayang-bayang”. Istilah tersebut menganjurkan kita untuk senantiasa mengambil pelajaran atau hikmah dari berbagai kisah yang kita simak untuk kehidupan kita.

Salah satu bahasa Arab lainnya yang digunakan untuk merujuk kepada sebuah cerita atau kisah adalah “hikaya”, yang berasal dari kata “tuhaki”. Kata tuhaki sendiri mempunyai arti “mencerminkan sesuatu”. Penggunaan kata ini untuk menggambarkan bahwa sebuah cerita biasanya cenderung bercermin kepada realita.

Tentunya, kisah Al-Qur’án tidak bisa kita jadikan perbandingan karena semua cerita tersebut adalah kisah nyata, tidak seperti drama Korea. Tapi, walaupun Itaewon Class adalah sebuah cerita yang sepenuhnya fiksi, dengan spirit dari kata “qasas” dan “hikayat”, jangan biarkan kita nggak mengambil pelajaran dari apa yang kita tonton.

Jadi, apa saja 7 pelajaran tentang ketangguhan hidup dan bisnis yang bisa kita dapetin dari K-drama Itaewon Class? [SPOILER ALERT!]

1. Integritas: It’s a Must

Pemeran Park Saeroyi dan pemeran ayahnya, Mr. Park.

Itaewon Class mengisahkan Park Saeroyi, seorang anak laki-laki yang hidup berdua dengan ayahnya. Ia baru saja pindah ke sekolah baru di episode pertamanya. Sebelum hari pertamanya, ayahnya, Mr. Park, mewanti-wanti bahwa di sekolah itu juga ada anak bosnya, Chairman dari Jangga Co., salah satu perusahaan makanan paling top tempat ayahnya bekerja. Saeroyi diharapkan bisa berteman baik dengan anak bos ayahnya. Namun, apa yang terjadi?

Di hari pertama, Saeroyi langsung berantem dengan Jang Geun-Won, si anak bos. Ternyata si anak bos itu seorang pembully. Saeroyi yang kesal karena Geun-Won tidak berhenti membully seorang siswa, Lee Ho Jin, langsung meninju Geun-Won di depan gurunya.

Saeroyi bersedia menerima hukuman dipukuli oleh gurunya karena telah berantem dengan sesama siswa di depan guru. Namun, ia tidak bersedia ketika ayah Geun-Won, Jang Dae Hee, yang merupakan bos ayahnya, menyuruhnya untuk berlutut dan meminta maaf kepada Geun-Won. Menurutnya, ia tidak salah dan tidak perlu meminta maaf.

Karena hal tersebut, Jang Dae Hee mengisyaratkan bahwa Mr. Park harus mengundurkan diri dari perusahaan dan Saeroyi harus dikeluarkan dari sekolah.

Walaupun sedih dan bingung, tapi Mr. Park membesarkan hati Saeroyi. Ia bangga menjadi ayahnya karena Saeroyi begitu teguh memegang prinsip. “I am amazed by him,” ujar Mr. Park.

Istimewanya, Saeroyi berani mengatakan kepada Jang Dae Hee bahwa ayahnya selalu mendidiknya untuk mempunyai integritas. Ternyata, petuah ayahnya untuk mempunyai integritas begitu membekas di hati Saeroyi. Sepanjang serial ini, Saeroyi terus-terusan teguh memegang integritasnya.

Menurutnya, kita tidak bisa mengorbankan prinsip dan integritas walaupun hanya sekali saja.

“Karena, mungkin hidup kita akan mudah dengan sekali itu saja, tapi kita tidak akan melakukannya sekali saja karena kita akan kemudian harus terus menerus melakukannya. Perbuatan kita yang sekali itu saja bisa mengubah seluruh hidup kita,” ujarnya.

Mr. Park dan Saeroyi pun berencana mendirikan bisnis sendiri, namun hal tersebut harus terhenti mendadak. Kenapa?

2. Menghargai Waktu   

Park Saeroyi dan cinta pertamanya, Oh Soo Ah

Naas, suatu malam Mr. Park tidak kembali ke rumah. Ia menjadi korban kecelakaan hitandrun. Ternyata, pelakunya adalah Geun-Won.

Saeroyi yang sangat down dan emosional langsung mencari tahu keberadaan Geun-Won. Ia meninju Geun-Won, berkali-kali sampai akhirnya hampir membunuh Geun-Won dengan batu besar. Untungnya, cinta pertamanya, Oh Soo Ah, segera mengingatkannya bahwa ayahnya tentu tidak ingin jika ia membalas dendam dengan membunuh Geun-Won.

Akibat perbuatannya, Saeroyi dikenakan pasal percobaan pembunuhan dan harus dimasukkan ke dalam penjara selama tiga tahun.

Selama di penjara, Saeroyi justru menemukan semangat baru. Ia membaca buku otobiografi Jang Dae Hee dan menghafal seluruh isi bukunya, mempelajari bagaimana mantan boss ayahnya itu membangun bisnis besar. Ia bertekad bahwa penjara justru harus menjadi awal hidupnya. Ia menetapkan visi dan menyusun rencana.

Tak lupa, ia terus berhubungan baik dengan orang-orang yang menjadi sahabatnya mulai dari Oh Soo Ah sampai Lee Ho Jin, anak yang dibully oleh Geun-Won. Lee Ho Jin akhirnya menjadi salah satu sahabat terdekatnya dan membantunya mengelola dana peninggalan ayahnya. Ia juga menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa orang yang ditemuinya di penjara. Salah satunya, Choi Seung Kwon, kemudian menjadi sahabatnya dan terus mendukung Saeroyi dalam perjalanan hidup dan bisnisnya.

Ketika ia akhirnya keluar dari penjara, dan Oh Soo Ah menanyakan apa rencananya, Saeroyi sudah punya gambaran jelas: ia akan bekerja selama tujuh tahun sebagai awak kapal dan pekerja kasar, menabung sebagian besar pendapatannya, dan ia akan membuka bisnisnya sendiri setelah tujuh tahun tersebut. Tidak hanya itu, di episode-episode Itaewon Class selanjutnya, terungkap bahwa ia sudah merancang rencana 15 tahun pembalasan dendam terhadap Jang Dae Hee dan keluarganya. Ia akan mengalahkan Jang Dae Hee dan meraih kesuksesan lebih besar darinya.

Kecerdasan menghargai dan memanfaatkan waktu bisa kita tarik dari perjalanan Saeroyi di penjara. Bahkan ketika kita merasa externally stuck, physically stuck, there’s always something we can do to move forward with life. Kita bisa mengubah stuck time menjadi thinking and planning time.

3. Study Your Competition, Get the Basics Right, Have Good People

Dalam membangun bisnisnya, DanBam, Saeroyi nggak langsung sukses. Pertama-tama, dia harus melewati banyak misstep. Bulan-bulan pertama, walaupun ada di lokasi premium, ternyata DanBam nggak berhasil menarik pengunjung. Sementara itu, di sekelilingnya, semua bisnis berhasil menarik pembeli dan ramai-ramai saja.

Saeroyi langsung ingat-ingat lagi apa yang dilakukan oleh Jangga Co. sehingga mampu sukses menjadi bisnis besar. Di salah satu bab dalam bukunya, Chairman Jang Dae Hee bilang bahwa semua bisnis harus “get the basics right”. Ia langsung berbenah, mulai dari interior bisnis, menu makanan, rasa makanan, sampai standard pelayanan dan strategi marketing juga kemudian diperhatikannya.

Jo Yi Seo, gadis 20 tahun yang jatuh cinta dengan Saeroyi dan mendukungnya habis-habisan.

Saeroyi juga beruntung bertemu dengan orang-orang kompeten yang menjadi staff bisnisnya. Dia ngejalanin banget pakem bisnis “surround yourself with good people.” Suatu malam, ia beruntung karena bertemu Jo Yi Seo, gadis gen Z umur 20 tahun yang juga menjadi selebgram dengan ratusan ribu followers di media sosial. Jo Yi Seo yang sudah sering diundang untuk review tempat makan inilah yang akhirnya memberi masukan dan saran kepada Saeroyi, yang semuanya dengan senang hati diiyakan dan dijalankan olehnya. Ia juga yakin untuk memberikan posisi manajer restoran untuk Jo Yi Seo. Dengan saran-saran tajam dari Jo Yi Seo, ia mulai meraup keuntungan besar dari bisnisnya.

4. Miliki Visi & Rencana

Dalam menghadapi berbagai benturan hidup, Park Saeroyi selalu membuat visi dan rencana. Ketika ia berhasil membangun bisnisnya, DanBam, dan mulai mendapatkan banyak pengunjung di lokasi pertamanya, bos Jangga Co., Jang Dae Hee, musuh bebuyutannya, kembali mengintai dan tiba-tiba memutuskan membeli gedung yang disewa DanBam. Bahkan, mengancam bahwa ia akan selalu membeli gedung manapun yang disewa oleh Saeroyi. Setelah berpikir panjang, akhirnya Saeroyi memutuskan untuk menarik uangnya yang diinvestasikan di saham untuk membeli gedung, sehingga ia tidak lagi harus bergantung kepada para pemilik gedung.

Setelah DanBam berhasil berdiri di lokasi baru, hadir masalah baru. Ternyata lokasi baru itu terkenal sebagai jalanan yang sepi. Semua bisnis yang ada di situ sepi pengunjung dan hampir semua bisnisnya kemudian harus tutup dan gulung tikar. Tapi, Park Saeroyi nggak kehilangan akal.

Dia mempunyai visi dan rencana untuk nggak cuma mengoptimalkan DanBam, tapi juga merevitalisasi jalan kecil tersebut tersebut. Dengan ringan tangannya, ia membenahi bisnis-bisnis yang ada di sekitarnya. Mulai dari membetulkan interior, masukan tentang menu, bahkan sampai memasangkan papan nama bisnis yang lebih menarik perhatian. Sampai akhirnya, mulai banyak pengunjung di jalan itu dan bisnis-bisnis mulai berhasil menarik pembeli lagi.

Sudah punya gedung, lalu apa rencana Saeroyi selanjutnya? Mimpinya, ia ingin terus membesarkan DanBam, sampai melebihi kebesaran bisnis Jangga Co. Ia kemudian mendirikan Itaewon Class, Inc. dan mengungkapkan visinya untuk membangun bisnis franchise DanBam.

Dengan mempunyai visi dan rencana yang akan kita jalankan, kita akan lebih tangguh menghadapi berbagai tantangan hidup. Ditambah dengan konsistensi, kesungguhan, dan niat baik, InsyaaAllah, kita bisa berhasil mengatasi berbagai tantangan hidup tersebut.

5. Pekerjaan Besar Butuh Waktu Lama

Park Saeroyi punya rencana 15 tahun menjatuhkan kekuatan raja bisnis Jang Dae Hee, pemilik Jangga Co.

Walaupun prinsipil dan idealis banget, Saeroyi adalah pribadi yang sangat realistis. Dia tahu bahwa keinginannya untuk membangun Itaewon Class, Inc. menjadi bisnis besar yang bisa mengalahkan Jangga Co. perlu jangka waktu yang lama. Saeroyi juga paham bahwa pekerjaan besar ini akan membutuhkan kesabaran dan kontinuitas. Dari awal cerita di serial Itaewon Class ini, dia sudah mencanangkan rencana yang akan berlangsung bukan cuma untuk dua tiga tahun, atau bahkan lima tahun. Tapi, dia sudah mengukur bahwa untuk mencapai goal-nya, dia akan membutuhkan setidaknya 15 tahun. Tentu, itu bukan waktu yang singkat.

Always play for the longterm, begitu mungkin pakem bisnis yang dijalani Saeroyi dari kisah Itaewon Class. Saeroyi adalah tipikal pebisnis builder yang ingin pertumbuhan bisnis, namun dengan tidak mengorbankan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.

6. Pekerjaan Besar Butuh Tim Solid

Skuad bisnis Park Saeroyi di Itaewon Class

Hal menarik lain yang selalu ditonjolkan di Itaewon Class, adalah betapa pedulinya Saeroyi terhadap teman-teman, sahabat, dan anggota timnya. Pernah suatu ketika, ketika ia didatangi tawaran investasi dari seorang pengusaha untuk mewujudkan mimpi franchise-nya, ia malah sibuk membantu Toni, salah satu pegawainya, untuk mencari ayahnya dan mengurus visa pekerjaannya agar Toni bisa bekerja di Korea untuk waktu yang lebih lama lagi. Jo Yi Seo malah harus sampai memperingatinya tentang pentingnya menentukan prioritas dalam menjalani bisnis.

Nggak heran, dengan ketulusan dan kepedulian Saeroyi, mereka semua menjadi biggest fan dan supporter untuk Saeroyi dalam mencapai mimpinya.  Saeroyi paham banget kalau dia nggak bisa mencapai mimpinya itu sendirian. Dia perlu sahabat yang bisa mengurusi hal-hal yang dia nggak ngerti. Dia butuh orang-orang yang bisa backup.

Namun, walaupun begitu, Saeroyi selalu tulus dalam persahabatan. Dia bukan tipikal orang penganut prinsip quid pro quo, melakukan sesuatu karena mengharapkan imbalan.

Dalam menjalin hubungan, prinsip Saeroyi “love is not a giveand-take deal”. Walaupun dia terus menerus mencintai Oh Soo Ah, Saeroyi tidak pernah mengharapkan bahwa Oh Soo Ah harus mencintainya kembali. Itu semua terserah keputusan Oh Soo Ah.

Begitu juga dengan sahabat-sahabatnya yang lain. Ketika ia membantu Lee Ho Jin ketika dibully, ia tidak pernah berharap Lee Ho Jin kerap akan membantunya mengurusi pengelolaan aset-asetnya. Lee Ho Jin sendiri yang menawarkan. Begitu pun hubungannya dengan Jo Yi Seo, Choi Seung Kwon, dan lainnya.

Saeroyi menganut prinsip “power is people. People is my strength.” Kalimat ini jelas diucapkan kepada rivalnya ketika dalam salah satu episode Itaewon Class, Jang Dee Hee mengancam untuk membeli semua gedung yang disewanya dan menyebutnya sebagai “kekuatannya”.

Buat Saeroyi, uang, pengaruh, dan berbagai hal lainnya tidak mendefinisikan kekuatan. Buat Saeroyi, definisi kekuatannya adalah orang-orang yang berada di sekitarnya. Seberapa besar kepercayaan mereka kepada Saeroyi, seberapa loyal, seberapa kompetennya mereka, seberapa besar komitmen mereka, dan seberapa baik dan bisa dipercayanya mereka, adalah definisi kekuatan yang sesungguhnya untuk Saeroyi.

7. Jadikan Tekad Kuat Sebagai Penguat Kita

Keteguhan prinsip dan tekad kuat Park Saeroyi memegang prinsip menjadi kunci keberhasilannya.

Selama jatuh bangun perjalanannya membangun kesuksesan, Saeroyi selalu menjaga tekad kuatnya. Untuk mencapai tujuannya, dia nggak gampang menyerah. Tantangan yang datang selalu disambutnya. Saeroyi selalu haus untuk belajar dan mencari apa solusi terbaik untuk masalah yang datang. Walaupun ia kadang harus berada dalam keadaan yang sulit, Saeroyi tidak pernah mengompromikan prinsip dan idealismenya. Mempertahankan prinsip dan idealisme ini tentunya butuh tekad kuat.

Bisa dibilang, inilah salah satu daya tarik Saeroyi yang paling utama, selain memang ganteng. Dengan tekad kuat untuk selalu menjaga prinsip dan idealismenya, semua orang disekitarnya menjadi yakin bahwa mereka bisa mempercayai Saeroyi. Mereka pun jauh lebih loyal kepada Saeroyi. Walaupun Saeroyi keras kepala, semuanya tetap setia mendampingi dan membantu Saeroyi mencapai tujuannya. Seperti yang dikatakan Oh Soo Ah kepada Jo Yi Seo, “you probably wouldn’t like him if he was a sly guy who chase practical pursuits. That’s what makes him different.”

Dari Saeroyi dan kisahnya di Itaewon Class, kita belajar untuk tahu kelebihan dan kekuatan kita, yang membuat kita spesial dan istimewa, dan mempertahankannya sekuat tenaga. Nantinya, dari situlah bisa timbul kekuatan lain untuk menghadapi berbagai kesulitan dan masalah yang menghadang.

Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menambah ketangguhan hidup dari segi finansial adalah dengan menyisihkan pendapatan untuk membangun kanal pendapatan pasif. Nah, salah satu alternatif pendapatan pasif yang bisa kamu pertimbangkan adalah pembiayaan peer-to-peer syariah bersama ALAMI. ALAMI menyediakan platform peer-to-peer financing syariah di Indonesia yang mempertemukan UKM dengan pemberi pembiayaan. Teknologi kami menganalisa ratusan data untuk menghasilkan pembiayaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Kamu juga bisa baca lebih lanjut tentang pelajaran apa lagi yang bisa kamu dapatkan dari Itaewon Class di artikel “Simak 7 Pelajaran Ketangguhan Hidup dan Bisnis dari Itaewon Class” di Blog ALAMI.  […]