3 Figur Islam ini Patut Jadi Role Model Keuanganmu

3 Figur Islam Ini Patut Jadi Role Model Keuanganmu

Mereka bukan Abdurrahman bin Auf yang kekayaannya melegenda, Abu Bakar yang menyedekahkan seluruh hartanya, atau Utsman bin Affan yang mampu membeli sumur yang memberikan air buat semua penduduk kota dan berbagai wakaf hartanya masih bisa dinikmati penduduk Arab Saudi. Namun, 3 figur Islam ini nggak kalah pantas untuk jadi role model keuanganmu.

Role Model Keuangan #1: Zainab binti Jahsy

Foto hanya sebagai ilustrasi

Ummul Mukminin, sebutan untuk perempuan-perempuan yang menikah dengan Rasulullah SAW mempunyai keistimewaan mereka masing-masing. Aisyah binti Abu Bakar r.a. misalnya, mempunyai keutamaan daya ingat yang sangat kuat dan kecerdasan yang membantunya mengingat ribuan hadis dari Rasulullah SAW dan menjadi sumber ilmu bagi generasi ulama setelahnya.

Hafsah binti Umar bin Khattab r.a. terkenal dengan keistimewaannya sebagai perempuan yang sangat rajin berpuasa dan shalat malam. Keistimewaan Hafshah tersebut membuatnya Malaikat Jibril menasihati Rasulullah SAW untuk kembali rujuk kepada Hafshah setelah sebelumnya berniat menceraikannya.

Nah, dalam hal keuangan, mungkin Zainab binti Jahsy bisa jadi figur Islam yang pantas sebagai role model keuanganmu, khususnya untuk para perempuan.

Sebagai seorang istri Rasulullah SAW, Zainab binti Jahsy bukan hanya terkenal sebagai perempuan yang khusyuk dan tunduk dalam melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW (sebagai seorang keturunan bangsawan, ia sempat bersedia menikahi Zaid bin Harits, seorang mantan budak Khadijah yang diangkat anak oleh Rasulullah SAW karena hal tersebut diminta oleh Rasulullah SAW) tapi juga terkenal dengan kedermawanannya dan kepeduliannya untuk bersedekah.

Uniknya, beliau kekeuh untuk menyedekahkan uang bukan dari nafkah suaminya atau pemberian orang, melainkan dari hasil kerjanya.

Pasalnya, ia ingin mendapatkan full rewards atau pahala penuh dari sedekahnya di akhirat nanti.

Sedangkan, jika seorang istri menyedekahkan uang yang didapatkan dari pemberian nafkah suaminya, maka pahalanya pun terbagi dua antara sang istri dan suami.

Sebelum menikah dengan Rasulullah SAW, Zainab terkenal dengan kemahirannya melakukan pekerjaan kerajinan kulit, seperti misalnya menyamak (memproses) kulit binatang agar menjadi berwarna, tahan lama, dan halus, dan mengubahnya menjadi barang-barang kerajinan yang bisa dijual. Ia terus melakukan pekerjaan ini bahkan setelah ia tidak lagi membutuhkan penghasilannya.

Hasil keuntungan usahanya itu selalu ia sedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan, sehingga Rasulullah SAW menyebutnya dengan sebutan orang yang “paling panjang tangan” diantara istri-istrinya yang lain.

Zainab juga terkenal sebagai orang yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain dan mengorbankan dirinya. Ketika Umar r.a. menjadi khalifah di negeri Muslim tersebut dan membagikan jatah pembagian harta dari Baitul Maal untuk para janda Rasulullah SAW, Zainab justru membagikannya kembali kepada keluarga yang menurutnya lebih membutuhkannya. Bahkan ia berkomentar, “Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni Umar bin Al-Khattab, sebenarnya saudara-saudaraku (sesama istri Rasulullah SAW) lebih berhak mendapatkan bagian harta ini daripada diriku.”

Setelah ia kemudian menyedekahkan kembali harta yang diterimanya, ia kemudian berdoa bahwa semoga ia tidak perlu lagi menemui jatah pembagian harta dari Umar. Tidak lama sesudahnya, ia pun wafat menemui Allah SWT.

Role Model Keuangan #2: Salman Al Farisi

Foto hanya sebagai ilustrasi

Nama Salman Al Farisi, seorang putra kepala desa dari negeri Persia yang beragama Majusi dan penyembah api, melegenda karena komitmennya mencari hidayah dari Tuhan, yang menyebabkannya berani melanglang buana hingga sampai di Madinah, dan bisa hadir tepat ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah. Salman yang sempat menjadi budak pun akhirnya dibebaskan oleh Rasulullah SAW dan menjadi sahabat dekatnya, partner dalam menyebarkan dakwahnya.

Namun, Salman bukan hanya bisa menjadi contoh dalam mencari hidayah. Salman Al Farisi juga punya rumus mengatur keuangan yang terkenal dengan nama Formula 1-1-1. Ketika beliau memiliki uang sebanyak 1 dirham, beliau menggunakannya sebagai modal untuk membuat anyaman yang dijual seharga 3 dirham. Pendapatannya pun dibagi lagi: 1 dirham untuk keperluan keluarganya, 1 dirham untuk sedekah, dan sisanya 1 dirham digunakan sebagai modal kembali. Nah, inilah yang membuat Salman juga bisa jadi contoh role model keuanganmu.

Simpelnya, Salman punya fokus untuk mengembangkan hartanya dari hanya 1 dirham untuk membawa kembali tiga kali lipat nilai kepada dirinya, dan mengatur pendapatannya untuk keperluan hari ini, keperluan besok, dan keperluan di akhirat. Bagus banget ya kebiasaannya Salman ini?

Role Model Keuangan #3: Nenek Khalifah Umar bin Abdul Azis

Foto hanya sebagai ilustrasi

Teman-teman pasti sudah familiar dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis? Di zaman pemerintahannya, umat Muslim tidak menjumpai orang yang berhak menerima zakat karena makmurnya keadaan ketika itu. Selain itu, beliau juga kerap dijuluki sebagai Khalifaur-Rasyidin yang ke-5.

Khalifah Umar bin Abdul Azis dikenal sebagai sosok yang anti-korupsi dan zuhud. Ternyata, sifat ini sudah mengalir di darah neneknya, seorang gadis belia yang sehari-hari menjual susu di pasar.

Suatu malam, ketika sang nenek masih gadis belia, ibu sang nenek memerintahkannya mencampurkan susu dengan air supaya mereka bisa mendapat keuntungan lebih banyak. Namun, sang nenek menolak, karena Khalifah Umar bin Al-Khattab sudah memerintahkan semuanya untuk tidak melakukan hal tersebut. Ibunya pun mendebat, dengan alasan, Khalifah Umar bin al-Khattab tidak ada disana. Sang nenek kekeuh menolak, dengan alasan, walaupun Khalifah Umar tidak melihat, namun ia yakin bahwa Tuhannya sang Khalifah melihatnya.

Tidak disangka, ternyata Khalifah Umar sebenarnya ada disana, sedang melakukan patroli rahasia. Khalifah Umar yang mendengar hal tersebut pun merasa sangat tersentuh dan langsung menawarkan anak-anaknya untuk menikahi gadis tersebut. Adalah Ashim bin Umar al-Khattab yang akhirnya menikahinya.

Dari pernikahan tersebut, lahirlah Ummu Ashim binti Ashim bin Umar al-Khattab. Nah, Khalifah Umar bin Abdul Azis adalah putra dari Ummu Ashim.

Dari sang nenek Khalifah Umar bin Abdul Azis, kita belajar bahwa konsekuensi tindakan yang kita ambil tentang keuangan kita bisa berpengaruh jauh sampai ke keturunan-keturunan kita selanjutnya. Apalagi ketika kita ingat bahwa rezeki hasil bekerja itulah yang menjadi makanan dan tentunya darah dan daging bagi kita dan keluarga kita. Kisahnya bagus banget untuk membuatnya jadi salah satu role model keuangan kita.

Sumber:

Umma

Republika

Sumber Foto:

Unsplash.com by Aditya Wardhana, Waldemar Brandt, Atul Pandey, Maria Darii

Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan.

ALAMI juga telah meluncurkan ALAMI Android Mobile App. Klik link ini untuk install ALAMI Mobile App sekarang!

Artikel Terbaru

Informasi Peningkatan Keamanan Pendanaan & Penambahan Biaya Layanan

Sebagai bagian dari upaya kami dalam meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik,...

Panduan Praktis Mendanai Nyaman dan Menguntungkan di Instrumen P2P Lending Bagi Pendana Pemula

Peer to Peer Lending (P2P Lending) dikenal sebagai salah satu instrumen investasi...

Sejarah Dana Pensiun di Indonesia

Sejarah dana pensiun di Indonesia melalui proses yang panjang dan senantiasa berkembang. ...

Exit mobile version