perencanaan keuangan
published 04/04/2022 - 4 Min Read

Perencanaan Keuangan yang Sesuai Syariah

P2P Lending Syariah ALAMI

Perencanaan keuangan adalah sesuatu yang harus dilakukan dan dimulai dari sekarang, dan kemudian diperlukan konsistensi dalam menjalaninya. Head of Funding ALAMI Group Muhammad Triarso, CFP, WMI memberikan tips-tipsnya untuk membuat perencanaan keuangan khususnya bagi keluarga muslim. Menurut Triarso, perencanaan keuangan harus dimulai dari disiplin diri sendiri.

“Kalau kita ingin planning harus disiplin dulu. Pay yourself first,” kata Triarso dalam sharing session dan webinar di acara Muslim Life Fest, 25 – 27 Maret 2022 lalu. 

Kemudian kita harus bisa membedakan dan memisahkan antara kebutuhan, keinginan atau kesukaan. Dan yang terpenting adalah, kata Triarso, jangan tergoda pada utang yang konsumtif.

“Semua berawal dari kemampuan kita bisa membedakan kebutuhan, keinginan atau kesukaan. Kita menata itu sejak awal. Paling penting jangan tergoda utang utang konsumtif,” jelasnya. 

“Misalnya paylater, credit card. Itu sebabnya pay yourself harus tertata,” lanjutnya. 

Tips Konsisten terhadap Perencanaan Keuangan

Tips pertama, apabila kebutuhan masih banyak, maka batasi self-reward. Apalagi bagi seseorang yang belum punya rumah. Triarso menjelaskan, kalau punya income untuk pemenuhan kebutuhan, alokasikan income tersebut untuk kebutuhan terlebih dahulu. 

“Berapa banyak? Harusnya dari gaji 50 persen, mentok 70 persen. Masih ada spare untuk saving, sisanya kita bisa juga untuk happy happy atau self reward. Tetap ada alokasi untuk itu tetapi hanya sedikit saja,” jelas Triarso.

Setelah mengalokasikan income untuk kebutuhan sejak dari awal, alokasikan untuk menabung atau saving. Itu pun kata Triarso harus dibagi-bagi lagi. Misalnya ada dana darurat. 

“Saat pandemi 6 kali dari day limit kita, kemudian ada proteksi, paling tidak 5 persen untuk proteksi. Berikutnya mengalokasikan untuk investasi,” jelas Triarso. 

Investasi yang Cocok

Saat ini banyak investasi bodong yang menghasilkan kekayaan dengan instan. Tetapi ujung-ujungnya akan berurusan dengan hukum. Maka dari itu. untuk berinvestasi diperlukan platform atau jenis investasi yang cocok serta aman dengan keuangan kita. Yang paling terpenting, sudah mendapatkan lisensi dari regulator yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

“Saat ini teman-teman harus paham, pada saat berinvestasi harus paham produknya. Hindari investasi bodong. Ciri-cirinya pokoknya imbal hasil berlebihan harus berlebihan. Kalau memilih produk investasi, baiknya yang sudah berizin di OJK,” kata Triarso. 

Triarso mengatakan ada dua jenis investasi yakni investasi pendapatan berkala dan investasi berbasis pertumbuhan. 

“Simplenya dalam investasi pendapatan berkala, di Indonesia ada investasi deposito, atau punya pemerintah ada sukuk ritel. Satu lagi investasi berbasis pertumbuhan, yaitu misalnya emas, properti, saham,” jelasnya.

“Pada saat berinvestasi, pastikan ada komponen pendapatan berkala dan juga pertumbuhan jangka panjang. Kita juga harus ada dana darurat. Kalau ada tiga hal itu, maka kerja tenang, ibadah tenang,” lanjutnya.

P2P Lending Syariah ALAMI

Investasi Sesuai Syariat

Triarso menceritakan pengalamannya bertemu dengan dua orang muslimah yang memiliki suami WNA Jepang. Pada saat mereka berlibur ke Indonesia, mereka menanyakan investasi syariah di Indonesia apa saja. Triarso terheran-heran karena orang dari negara yang bukan mayoritas Islam mencari investasi syariah. Kenapa di Indonesia masih jarang orang yang berminat investasi syariah?

Ternyata selama ini, negara-negara maju di Asia seperti Jepang dan negara-negara barat memilih investasi syariah karena tidak ingin ada sesuatu yang riba. Sebab, investasi syariah ini memiliki dampak nyata terhadap sektor riil. 

“Itu sebabnya Jepang maju karena terliterasi bahwa investasi sebaiknya berasal tidak dari riba tapi dari kemajuan sektor riil,” kata Triarso.

Investasi Pendapatan Berkala pada P2P Lending 

Dalam Islam berinvestasi tidak boleh bergantung pada utang atau janji bayar, sebab yang diajarkan dalam Islam adalah pemberian modal kerja. Nah, untuk itu platform peer to peer lending hadir untuk menjembatani orang yang ingin berinvestasi dan juga orang yang sedang membutuhkan modal kerja atau pembiayaan.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, investasi syariah memiliki ciri salah satunya adalah memberi dampak pada kemajuan sektor riil atau pembiayaan pada sektor UMKM. 

“Islam dalam berinvestasi tidak bergantung pada utang,atau janji bayar, yang diajarkan oleh Islam adalah modal kerja. Nah ini ada P2P ALAMI sudah sesuai dengan ekonomi syariah,” kata Triarso.

Pada saat berinvestasi yang sesuai dengan syariah Islam pendistribusiannya harus adil. Hal ini di ALAMI sudah dilakukan di mana, funder atau investor mendapat ujrah atau imbal hasil  mencapai 13-15% pa. 

Perbedaan Perbankan dengan P2P ?

Triarso mengatakan di bank ada namanya full of fund, di mana bank menjalankan fungsi intermediary. 

“Di situ ada kemungkinan full of fund idle, tidak terdistribusikan. Sehingga bagi hasilnya terbatas. Kalau P2P itu nyari project pendanaannya dulu, aman. Seperti di ALAMI TKB90 100 persen imbal hasilnya 14 persen rata-rata. Ketika ada projectnya, banyak funders retail,” kata Triarso. 

Nah, itulah penjelasan dari Muhammad Triarso mengenai perencanaan keuangan syariah bagi seorang muslim yang ingin membangun keuangannya untuk masa depan. Di dalam perencanaan keuangan tersebut, ada pengalokasiannya untuk berinvestasi. 

Salah satu tempat yang tepat berinvestasi adalah platform peer to peer lending. 

ALAM merupakan platform peer to peer funding syariah yang memberikan imbal hasil setara dengan 14-16% pa. Download aplikasinya di

ALAMI P2P Funding Syariah
ALAMI P2P Funding Syariah

Bayu Suryo Wiranto

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments